Apa itu Fraktur Stres Metatarsal?

Fraktur stres metatarsal adalah fraktur tulang panjang kaki, antara jari kaki dan tumit. Ini adalah yang paling umum dari semua cedera kaki yang disebabkan oleh trauma, dan biasanya dimulai sebagai retakan kecil di kulit terluar salah satu dari lima tulang metatarsal. Tulang-tulang ini membantu dalam menyeimbangkan, mendorong dan menopang tubuh. Jika tidak diobati, retakan awal dapat berkembang menjadi patah tulang yang menjalar ke seluruh tulang, mengakibatkan rasa sakit yang serius dan imobilitas.

Fraktur stres metatarsal pada awalnya disebut fraktur pawai, karena sering terjadi pada tentara pada awal abad ke-19. Hari ini, mereka paling sering terjadi pada atlet profesional, dan kedua setelah kejadian patah tulang tibialis. Fraktur stres metatarsal disebabkan oleh trauma langsung atau stres berulang pada kaki, seperti saat melompat, menari, berbaris atau berlari. Alas kaki yang tidak tepat, peningkatan aktivitas yang cepat, otot yang lemah, dan kepadatan tulang yang rendah semuanya dapat berkontribusi pada perkembangan fraktur stres metatarsal.

Aktivitas berlebihan tanpa istirahat juga merupakan penyebab fraktur stres pada tulang metatarsal. Tulang-tulang dalam tubuh manusia terus menerus rusak dan dibangun kembali, dan memperbaiki diri secara alami selama waktu istirahat. Ketika ada aktivitas berdampak tinggi atau tekanan yang tidak biasa pada tulang tanpa istirahat, tubuh terkadang tidak dapat mengikuti proses pembangunan kembali. Ini menghasilkan fraktur stres, atau beberapa retakan kecil di tulang.

Gejala fraktur stres metatarsal termasuk rasa sakit yang meningkat secara bertahap di bagian atas kaki, yang mungkin disertai dengan pembengkakan atau memar. Pada awalnya, rasa sakit hanya dirasakan setelah berolahraga atau beraktivitas. Seiring waktu, rasa sakit akan menjadi parah dan terasa selama aktivitas sehari-hari, atau ketika tidak ada tekanan pada kaki sama sekali. Dalam banyak kasus, penderita tidak akan memiliki ingatan untuk mengalami cedera, karena rasa sakit biasanya tidak terasa pada saat benturan.

Diagnosis fraktur stres memerlukan pemeriksaan kaki, dan tinjauan gejala. X-ray dapat dilakukan, tetapi tidak selalu merupakan alat yang akurat untuk diagnosis. Jika rontgen tidak menunjukkan fraktur, tetapi gejalanya menunjukkan stres metatarsal, pemindaian tulang dapat digunakan untuk memastikan diagnosis.

Perawatan fraktur stres metatarsal mencakup setidaknya tiga minggu istirahat dari aktivitas, dan jika rasa sakitnya parah, kruk atau sepatu boot khusus dapat diresepkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Setelah periode istirahat awal, diharapkan kembali ke aktivitas normal secara bertahap selama dua hingga empat minggu. Dalam beberapa kasus, terapi fisik, sisipan kaki khusus atau suplemen kalsium mungkin diperlukan untuk mempercepat penyembuhan. Pembedahan jarang diperlukan, tetapi mungkin diperlukan dalam kasus yang ekstrim.