Fraktur basilar adalah patahan linier yang terjadi di dasar tengkorak, biasanya karena trauma kepala langsung. Fraktur pada dasar tengkorak sangat berbahaya, karena patah dapat berpotensi merusak selaput pelindung yang mengelilingi otak atau merusak bagian atas sumsum tulang belakang. Seseorang yang menderita patah tulang basilar biasanya perlu diperiksa secara menyeluruh oleh tim spesialis untuk menentukan lokasi dan ukuran patahan yang tepat. Fraktur bisa sulit diobati melalui pembedahan karena lokasinya, dan kebanyakan pasien hanya diinstruksikan untuk menghindari aktivitas fisik yang intens selama beberapa bulan dan menerima pemeriksaan rutin untuk memastikan bahwa komplikasi tidak muncul.
Seseorang dapat menderita patah tulang basilar setelah jatuh, mengalami kecelakaan mobil, atau kepala terbentur benda keras. Beberapa bagian tengkorak dapat dipengaruhi oleh fraktur basilar, termasuk daerah oksipital di belakang kepala dan daerah temporal di samping. Selain nyeri lokal yang hebat, gejala umum fraktur basilar termasuk gangguan indera penciuman, pendengaran, dan penglihatan, kesulitan menyeimbangkan, dan mual.
Fraktur kadang-kadang dapat menyebabkan robekan pada meningen, selaput yang membungkus otak dan melindunginya dengan cairan serebrospinal (CSF). CSF mulai bocor ke rongga sinus ketika meningen robek, menyebabkan memar di bawah mata dan penyumbatan di saluran telinga. Suatu kondisi yang disebut rinore CSF juga dapat terjadi di mana CSF di sinus hidung mengalir dan menetes dari hidung.
Rongga di daerah oksipital yang disebut foramen magnum melindungi bagian atas sumsum tulang belakang di mana ia bertemu dengan otak. Fraktur basilar dari foramen magnum dapat menekan saraf dan pembuluh darah vital, yang mengarah ke kondisi darurat. Seseorang dapat menderita gangguan gerakan motorik yang parah dan kelumpuhan wajah. Saraf yang mengontrol penglihatan menjadi rusak atau terputus dalam beberapa kasus, dan patah tulang yang memberi tekanan berlebihan pada sumsum tulang belakang dapat mengakibatkan kematian.
Sebagian besar kasus fraktur basilar tidak mengganggu fungsi neurologis, dan tidak dianggap sebagai keadaan darurat medis yang serius. Ketika seorang dokter mencurigai adanya fraktur basilar, dia biasanya akan melakukan rontgen dan pemindaian tomografi terkomputerisasi untuk melihat tingkat kerusakannya. Patah tulang tengkorak cenderung sembuh dengan sendirinya dalam tiga bulan hingga satu tahun, selama pasien berhati-hati agar tidak mengalami cedera tambahan. Beberapa pasien dilengkapi dengan penyangga leher pelindung untuk membantu mereka menghindari kecelakaan. Kunjungan tindak lanjut yang sering biasanya penting untuk memastikan bahwa tulang sembuh dengan benar.