Apa Itu Fragmen Sastra?

Fragmen sastra adalah karya sastra yang tetap atau hanya ada sebagai bagian dari keseluruhan yang semula ada atau direncanakan. Ini bisa merujuk pada sebuah karya yang tidak pernah selesai, seperti puisi Kubla Khan karya Samuel Taylor Coleridge. Istilah ini juga dapat digunakan untuk merujuk pada karya sastra yang kemungkinan besar telah selesai, tetapi yang tersisa hanya sebagian karena hilangnya versi asli atau kerusakan pada salinan yang tersisa. Sebuah fragmen sastra juga dapat merujuk ke salah satu bagian dari The Canterbury Tales oleh Geoffrey Chaucer.

Salah satu jenis fragmen sastra yang umum adalah karya tulis yang dimulai tetapi tidak diakhiri, karena kurangnya inspirasi atau kematian penulis. Mungkin fragmen sastra paling terkenal dari jenis ini adalah puisi Kubla Khan, yang ditulis oleh penyair Romantis Samuel Taylor Coleridge. Coleridge mengklaim bahwa inspirasi puisi itu datang kepadanya selama mimpi yang dipengaruhi oleh opium yang dia gunakan untuk masalah medis. Ketika dia terbangun dari mimpi, dia mulai menulis puisi tetapi hanya menyelesaikan 30 baris sebelum dia terganggu oleh seseorang yang dia gambarkan hanya sebagai “seseorang dari Porlock” dan tidak dapat mengingat sisa puisi seperti yang dia impikan.

Fragmen sastra juga dapat berupa karya sastra yang telah selesai, tetapi tidak tetap dalam keadaan demikian. Ini dapat merujuk pada karya-karya yang ditulis pada tablet atau gulungan papirus yang tidak tetap utuh dari waktu ke waktu. Karya seperti itu sering ditemukan hanya sebagai fragmen sastra, karena potongan-potongan teks asli tetap ada tetapi tidak dapat dibaca atau dipulihkan sebagai karya yang lengkap. Jenis fragmen ini telah meluas ke bentuk seni lain juga, seperti film lama yang ada tetapi tidak memiliki gulungan atau hanya salinan yang ada yang rusak seiring waktu.

Istilah “fragmen sastra” juga dapat digunakan untuk merujuk pada salah satu bagian dari The Canterbury Tales karya Geoffrey Chaucer. Karya ini ada sebagai sepuluh fragmen, yang sering diberi nomor menggunakan angka Romawi atau abjad sebagai AI. Fragmen-fragmen ini tetap untuk dibaca oleh para sarjana dan pecinta sastra, tetapi urutan yang tepat tidak begitu diketahui. Beberapa dari mereka merujuk pada peristiwa di fragmen lain, yang memungkinkan kepastian dalam mengurutkan beberapa fragmen, tetapi kebanyakan dari mereka tidak mengandung referensi seperti itu dan urutan asli yang dimaksudkan oleh Chaucer telah hilang.