Fotorealisme mengacu pada karya seni yang dibuat melalui cara selain fotografi, yang mencari tampilan realistis yang mirip dengan foto. Ini dapat dilakukan melalui cat dan pensil, biasanya di atas kertas atau di atas kanvas dengan memperhatikan sorotan dan bayangan untuk menciptakan karya yang sangat realistis. Beberapa seniman telah menggunakan perangkat lunak komputer dua dimensi (2D) untuk membuat gambar diam yang sepenuhnya buatan tetapi terlihat seperti foto dalam hal realisme. Fotorealisme juga merupakan tujuan utama bagi banyak seniman yang bekerja dengan perangkat lunak tiga dimensi (3D), untuk membuat objek dan pemandangan yang muncul dalam film dan iklan.
Ada banyak cara berbeda di mana seorang seniman dapat berjuang untuk dan menciptakan fotorealisme, meskipun sering kali bergantung pada detail visual seperti pantulan, sorotan, dan bayangan. Ini semua adalah elemen gambar yang secara alami dirasakan seseorang secara tidak sadar yang dapat dengan cepat menunjukkan bahwa ada sesuatu yang “salah” atau “tidak sesuai” dalam sebuah gambar. Seorang pelukis yang bekerja di atas kanvas, misalnya, harus sangat menyadari bagaimana cahaya secara alami menciptakan sorotan dan bayangan pada berbagai objek. Reflektifitas permukaan juga penting untuk fotorealisme dalam lukisan atau karya serupa, karena objek secara alami memantulkan sejumlah cahaya dengan cara yang bisa sangat halus.
Seniman yang bekerja dengan tinta atau pensil dapat mengupayakan fotorealisme, bahkan jika media tempat mereka bekerja menambahkan artifisial pada gambar. Seseorang dapat melihat gambar yang dibuat dengan tinta biru, misalnya, yang mungkin menyerupai foto yang telah dimanipulasi melalui penggunaan detail yang sangat indah. Gambar arang dan pensil dapat mencapai tingkat fotorealisme yang membuat gambar tampak seperti foto hitam putih, dan penggunaan bayangan dan sorotan yang intens sering kali membantu mencapai efek ini.
Berbagai media digital sering digunakan untuk memperjuangkan fotorealisme, yang dapat dicapai dengan cara yang berbeda. Program ilustrasi dua dimensi atau 2D dapat digunakan untuk membuat gambar yang sangat detail dan realistis. Hal ini sering dilakukan melalui perangkat lunak yang membuat gambar vektor, yang didasarkan pada geometri dan bentuk daripada piksel dan titik cahaya atau warna.
Ada juga program komputer grafis (CG) 3D atau tiga dimensi yang digunakan dalam film, televisi, dan untuk video game. Seniman dapat menggunakan perangkat lunak jenis ini untuk membuat berbagai bentuk, objek, dan pemandangan dalam lingkungan virtual yang dapat dianimasikan. Kehati-hatian dan upaya yang ekstrem sering kali dilakukan dalam adegan ini untuk mencapai tingkat fotorealisme yang luar biasa. Bayangan dari pencahayaan, pantulan di berbagai permukaan, dan elemen lainnya semuanya dipelajari dengan cermat dan digunakan untuk menciptakan pemandangan yang tampak seperti momen nyata yang terekam dalam film.