Formalisme Rusia adalah aliran kritik sastra yang dibentuk di Rusia yang menjadi sangat berpengaruh pada dekade awal 1900-an. Beberapa konsepnya masih digunakan sampai sekarang dalam kritik sastra. Penyewa utamanya adalah bahwa teks karya penulis harus menjadi fokus dari setiap pertanyaan atau kritik mengenai karya tersebut. Kaum formalis Rusia percaya bahwa sastra, termasuk puisi, tidak boleh ditafsirkan berdasarkan ideologi, kepentingan sejarah, atau prinsip-prinsip psikologis. Seni sastra adalah efek total dari perangkat sastra dan “strategi” yang digunakan penulis untuk mencapai tujuannya.
Para ahli menunjukkan bahwa formalisme Rusia bukanlah istilah yang tepat untuk aliran kritik. Banyak dari pengikut awalnya tidak dapat menyetujui apa yang seharusnya menjadi semua prinsip dan tujuannya. Mereka hanya menganggap diri mereka “formalis.” Pada 1930-an, otoritas Rusia menggunakan istilah formalis sebagai penghinaan untuk menggambarkan artis “elitis”.
Kaum formalis menganjurkan suatu tujuan dan apa yang mereka anggap sebagai metode “ilmiah” dalam mempelajari sastra dan bahasa puitis. Ilmu sastra dianggap sebagai bidang studi yang berbeda yang terpisah dari disiplin ilmu psikologi dan sosiologi. Hanya ciri-ciri yang membedakan sastra dari semua jenis pemikiran dan ekspresi lainnya yang harus menjadi objek studi kritis.
Salah satu ciri utama yang diidentifikasi oleh para formalis sebagai pembeda sastra dari usaha-usaha lain adalah penggunaan “defamiliarisasi”. Istilah ini mengacu pada cara sastra menggunakan bahasa dengan cara yang baru, asing, dan bahkan aneh. Penulis mengendalikan alam semesta yang dibuatnya sendiri. Dia dapat menjelaskan dunia dengan cara yang benar-benar baru melalui pilihan bahasa dan konstruksi cerita. Apa yang penulis katakan tidak dapat dipisahkan dari bagaimana dia mengatakannya.
Kaum formalis percaya bahwa sastra memiliki sejarah dan inovasi tersendiri. Terserah penulis untuk menemukan pendekatan baru untuk defamiliarisasi. Dua contoh modern dari strategi defamiliarisasi sastra adalah tulisan “aliran kesadaran” James Joyce, dan penggunaan realisme magis oleh Gabriel Garcia Marquez dalam novel-novelnya.
Formalisme Rusia memengaruhi teori sastra strukturalisme. Strukturalisme berpendapat bahwa hubungan antara konsep-konsep tergantung pada budaya dan bahasa di mana konsep-konsep itu dibuat. Hubungan ini dapat ditemukan dan dipelajari.
Aliran “kritik baru” sebanding dengan formalisme Rusia, meskipun tidak berkembang darinya. Kedua aliran pemikiran percaya bahwa sastra harus dipelajari dengan caranya sendiri. Ia tidak dapat dievaluasi dari segi “eksternalitas” budaya dan sejarah. Fokus studi harus strategi sastra dan kerajinan penulis.