Apa itu Forensik DNA?

Deoxyribonucleic Acid (DNA) forensik adalah cabang ilmu forensik yang berfokus pada penggunaan materi genetik dalam penyelidikan kriminal. Selain membantu kejahatan manusia seperti pemerkosaan dan pembunuhan, forensik DNA juga dapat digunakan untuk melacak epidemi yang ditularkan melalui makanan, mengidentifikasi spesies yang terancam punah dalam pengiriman bahan selundupan, dan untuk melacak sejarah manusia di seluruh dunia, antara lain. Pekerjaan di bidang forensik DNA sangat bervariasi, meskipun bisa kompetitif, berkat acara televisi seperti CSI yang telah meningkatkan minat masyarakat umum pada forensik DNA.

DNA adalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik. Semua organisme membawa jumlah DNA yang berbeda-beda, dan zat tersebut mengandung sejumlah besar materi yang menentukan hal-hal seperti berapa banyak jari yang akan dimiliki organisme, atau apa warna rambut atau bulunya. Teknik laboratorium dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan mengisolasi DNA dan kemudian mengurutkannya. Urutan DNA melibatkan mencari tahu urutan empat nukleotida dalam string DNA. Beberapa laboratorium telah berfokus pada pengurutan semua DNA organisme dalam upaya untuk mempelajari lebih lanjut tentang semua anggota spesiesnya.

Selain digunakan untuk mempelajari lebih lanjut tentang suatu spesies secara umum, sekuensing DNA juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi individu tertentu. Pada manusia, ada sekitar 13 wilayah DNA yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi seseorang, karena mereka sangat berbeda dari orang ke orang. Daerah atau penanda ini adalah alat yang sangat berguna ketika kejahatan telah dilakukan, karena mereka dapat menempatkan seseorang di tempat kejadian atau membebaskan orang lain.

Dalam forensik DNA, staf laboratorium mengumpulkan sampel dari TKP dan menganalisisnya, atau menyimpannya di tempat penyimpanan yang aman sehingga dapat digunakan nanti. Sampel ini termasuk bahan biologis yang jelas seperti darah dan rambut yang ditemukan di TKP, bersama dengan kerokan kuku dari korban. Mereka dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang pelaku, dan jika tersangka diidentifikasi, sampel DNA-nya dapat dikumpulkan untuk perbandingan. Ini kadang-kadang disebut “sidik jari DNA”, karena mengambil keuntungan dari sidik jari unik penanda DNA yang dimiliki setiap manusia.

Acara televisi sering mengagungkan peran forensik DNA dalam investigasi kriminal. Meskipun tentu saja merupakan alat yang efektif dan berguna, itu bukan peluru ajaib. Penyelidik kriminal menggunakan bidang forensik ini sebagai suplemen untuk berbagai teknik investigasi kriminal lainnya dengan harapan mengidentifikasi dan menghukum penjahat.