Apa itu Filsafat Sosial?

Filsafat sosial adalah studi tentang interaksi sosial dan perilaku antara dua orang atau lebih. Studi filosofis semacam itu biasanya dilakukan pada manusia, tetapi juga telah digunakan untuk melihat sistem sosial pada hewan lain seperti lumba-lumba dan kera besar. Filsafat sosial mengkaji dinamika kelompok dan organisasi, identitas kelompok dan peran perasaan individu di dalamnya.

Setiap diskusi dan teori apa pun tentang masalah sosial dapat dianggap sebagai elemen filsafat sosial. Ada banyak disiplin ilmu yang tumpang tindih dengan filsafat masyarakat. Misalnya, tumpang tindih dengan disiplin filsafat lain seperti etika, filsafat bahasa, filsafat politik, dan epistemologi sosial. Ini juga menggabungkan dan menyatu dengan disiplin non-filsafat seperti antropologi, sosiologi dan psikologi.

Dua elemen utama filsafat sosial adalah masyarakat dan individu. Emmanuel Kant percaya bahwa elemen fundamental dari masyarakat yang baik adalah kebebasan. Dengan ini, ia berarti kebebasan untuk menjadi individu, tetapi individu juga memiliki kontrak dengan masyarakat yang secara alami membatasi kebebasan tersebut. Oleh karena itu, menurut Kant, masyarakat adalah tentang keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Tanggung jawab atau kewajiban disebut kontrak sosial. Kant memaparkan gagasannya tentang kontrak sosial dalam esai “Teori dan Praktiknya”. Kontrak sosial memang tumpang tindih dengan etika dan moralitas, tetapi tidak sepenuhnya terikat pada parameter tersebut.

Otoritas juga merupakan aspek kontrak sosial dalam filsafat sosial. Sama seperti strata besar masyarakat memiliki kewajiban satu sama lain dan masyarakat secara keseluruhan, mereka yang berkuasa juga dibatasi oleh hak dan tanggung jawab. Ini membantu untuk menentukan apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh seseorang yang berwenang, apa kewajiban mereka kepada orang lain, dan hak istimewa apa yang mereka terima sebagai imbalannya.

Filsuf Max Weber mengembangkan teori bahwa ada tiga jenis otoritas yang sah dalam filsafat sosial. Pertama, pemimpin yang memperoleh posisinya dengan cara yang rasional dan legal, seperti melalui pemilu. Yang kedua adalah pemimpin yang memperoleh posisinya melalui tradisi seperti monarki turun-temurun. Pemimpin terakhir mencapai posisi otoritas melalui karisma saja. Pengikut tipe otoritas pertama mungkin bermasalah dengan tipe kedua dan ketiga karena mereka tidak memiliki mandat demokrasi, tetapi otoritas dari kharisma dapat diberikan kepada tokoh masyarakat yang beragam seperti pemimpin agama dan pembawa acara talk show.

Selain mencakup struktur masyarakat dan bagaimana individu berhubungan dengan mereka, filsafat sosial mempelajari situasi sosial tertentu dan bagaimana mereka terjadi dan mengapa dalam kerangka yang lebih besar. Ini termasuk romansa dan kencan, mode dan perkembangan budaya. Ini juga mencakup masalah budaya tertentu seperti terorisme.