Filsafat kuno mengacu pada periode sejarah yang luas di mana konsep dasar dari banyak filsafat modern didirikan dan didefinisikan. Dalam budaya Barat, filsafat kuno biasanya mengacu pada teori-teori dari periode Yunani-Romawi yang berasal dari abad ke-5 SM dan abad ke-4 M. Dalam sejarah Timur, filsafat kuno mencakup periode yang kira-kira sama, tetapi mencakup lebih banyak aliran pemikiran, termasuk asal-usul Buddhisme Zen, Konfusianisme, Taoisme, Veda India, dan Yoga Sutra. Filsafat kuno masih dipelajari sampai sekarang, karena sebagian besar metode pemikiran filosofis modern masih didasarkan pada prinsip-prinsip yang ditetapkan selama periode yang panjang ini.
Dalam sejarah Barat, periode filsafat kuno paling dikenal karena ajaran tiga filsuf Yunani: Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates sekaligus yang paling terkenal dan paling sulit dipahami dari para filsuf kuno, karena tidak ada teks yang ditulis olehnya bertahan atau bahkan tercatat ada. Sebaliknya, Socrates paling dikenal melalui tulisan-tulisan ekstensif muridnya, Plato, yang menjadikan gurunya bintang dari sebagian besar teks filosofisnya. Aristoteles, yang kemudian menjadi murid Plato, sangat memperluas ajaran Plato, dan dianggap sebagai salah satu suara terpenting dalam perkembangan filsafat Eropa, Yudaik, dan Islam.
Prinsip-prinsip filsafat Barat kuno sangat bervariasi tergantung pada sumbernya. Penerapan wacana logis pada teori filsafat dianggap sebagai konsep penting oleh Socrates dan Plato, sementara Aristoteles sangat berfokus pada penerjemahan prinsip-prinsip filosofis ke dalam penggunaan praktis. Mendefinisikan dan menerapkan kode etik yang akan membawa seseorang ke keseimbangan metafisik total adalah fokus utama dari sebagian besar filsafat kuno Barat.
Di Timur Tengah dan Timur Jauh, filsafat kuno juga berkembang secara luas meskipun dalam periode waktu yang sama. Di Cina, Konfusianisme dan Taoisme berkembang sebagai seperangkat aturan dan kepercayaan yang dimaksudkan untuk memandu perilaku pribadi dan struktur masyarakat. Filsafat klasik India, yang jauh mendahului sebagian besar filsafat Barat, terpecah menjadi setidaknya delapan disiplin utama: enam berpusat pada kepercayaan yang berhubungan dengan Hindu, Jainisme, dan Buddha. Di seluruh budaya Timur, teori filsafat kuno sering kali menggabungkan ajaran etika agama dan praktis dalam metode yang mulus, sedangkan filsafat Barat cenderung memisahkan kedua konsep tersebut.
Kajian filsafat klasik tetap relevan di era modern karena beberapa alasan. Dalam hal sejarah, tulisan-tulisan filsafat klasik memberikan wawasan rinci tentang gaya hidup dan keadaan budaya kuno. Sarjana hukum dan hukum mempelajari filsafat kuno, karena sebagian besar sistem hukum dan peradilan modern didasarkan pada prinsip-prinsip yang berasal dari periode filosofis yang kaya ini. Selain itu, studi tentang filsafat kuno berfungsi sebagai pengingat berapa lama manusia telah mengajukan pertanyaan metafisik dan etika yang penting, dan dapat memberikan pelipur lara bagi mereka yang mencari jawaban atas keprihatinan yang menyentuh ini.