Fiksi postmodern adalah jenis fiksi kontemporer tertentu yang menggunakan perspektif filosofis postmodern untuk berbicara kepada audiensnya. Fiksi dan sastra semacam ini memiliki ciri khas tertentu yang menandainya sebagai bagian dari genre ini. Sementara banyak ahli mungkin tidak setuju tentang apa yang merupakan fiksi postmodern, banyak perpustakaan dan lembaga serupa telah mampu mengidentifikasi kategori ini, dan menyusun daftar novel yang merupakan beberapa contoh paling signifikan dari jenis tulisan ini.
Secara umum, fiksi postmodern adalah bagian dari bentuk seni yang lebih besar, di mana karya sastra, musik, teater, dan seni visual semuanya dapat diidentifikasi sebagai postmodern. Banyak analis seni menggunakan singkatan “pomo” untuk mengidentifikasi karya-karya postmodern. Dalam konteks keseluruhan dunia seni rupa yang lebih besar, seni postmodern mewakili sesuatu yang baru dan relatif inovatif, serta sering eklektik dan diproduksi secara luas.
Di antara ciri-ciri yang membentuk jenis fiksi postmodern, beberapa ahli menunjukkan bahwa jenis sastra ini lebih maju menggunakan konsep-konsep seperti semantik atau asosiasi kata, dan semiotika, atau penggunaan simbol. Contoh lain termasuk filologi, gagasan yang berhubungan dengan bagaimana orang memproses rangsangan yang masuk. Karena alasan ini, banyak yang menganggap fiksi postmodern sangat ‘teknis’, atau kurang organik dibandingkan era artistik sebelumnya. Fiksi postmodern cenderung mengantisipasi banyak kritik sastra, dan menggunakan simbolisme sastra agak agresif, dan bahkan mempromosikan klise atau referensi terang-terangan.
Seiring dengan aspek teknis fiksi tipe postmodern, yang lain mengidentifikasi tema emosional yang luas dalam jenis sastra ini. Misalnya, beberapa perpustakaan yang menyajikan daftar novel fiksi postmodern merujuk pada penggunaan ironi serta rasa “bermain” tertentu, atau penghilangan formalitas secara aktif, dalam jenis karya ini. Fiksi postmodern juga cenderung meminjam konsep dan ide, serta ikon, simbol, dan landmark kognitif dari karya fiksi yang lebih tua atau karya seni lainnya. Jenis fiksi ini mungkin juga banyak meminjam dari jenis ide tradisional yang lebih abstrak, seperti yang ditemukan dalam Alkitab, Taurat, Talmud, atau Quran.
Dalam hal asal-usulnya, banyak sejarawan mengaitkan kebangkitan genre postmodern dalam fiksi dengan periode waktu setelah Perang Dunia II, meskipun penggunaan istilah tersebut berasal dari akhir 1800-an. Beberapa akan mempromosikan penulis klasik sebagai inspirasi yang mungkin untuk fiksi postmodern. Misalnya, karya disosiatif atau aliran kesadaran penulis Dublin James Joyce telah dikaitkan dengan postmodern. Juga, karya-karya filsuf seperti Derrida juga telah diidentifikasi sebagai kontribusi terhadap bentuk seni tertentu, yang menurut banyak ahli sering bergantung pada pemutusan ide, kolase mental, atau tingginya insiden tulisan non-sequiter.