Apa itu Fase Luteal Pendek?

Siklus menstruasi dipecah menjadi beberapa fase dan ada ketidaksepakatan mengenai berapa banyak fase ini ada. Yang paling penting adalah bahwa siklus dimulai dengan menstruasi dan kemudian berlanjut ke ovulasi atau fase ovulasi. Ini diikuti oleh fase luteal, yang dimulai langsung setelah ovulasi terjadi dan merupakan penumpukan lapisan endometrium. Lapisan ini, yang diproduksi setiap bulan, adalah yang mendukung implantasi janin, dan lapisan sehat yang tetap di tempatnya diperlukan untuk implantasi dan kelangsungan kehamilan. Ketika wanita mengalami fase luteal pendek atau disfungsi fase luteal, masalah dengan kesuburan pasti bisa terjadi.

Biasanya, fase luteal berlangsung sekitar 14 hari, tetapi beberapa wanita secara rutin memiliki fase luteal pendek yang berlangsung lebih sedikit. Ketika fase ini pada 10 hari atau lebih rendah, infertilitas menjadi masalah. Biasanya satu-satunya cara wanita mengetahui panjang fase luteal sendiri, adalah dengan menggunakan alat-alat seperti monitor ovulasi yang dapat membantu mereka menentukan lama waktu antara ovulasi dan menstruasi. Tentu saja, jika seorang wanita telah mencoba untuk hamil untuk sementara waktu dan tidak berhasil, fase luteal yang pendek mungkin menjadi alasannya. Demikian pula, siklus menstruasi yang sangat pendek bisa menjadi indikasi disfungsi fase luteal, tetapi ini tidak selalu terjadi. Pengukuran fase luteal yang lebih akurat dapat dilakukan dengan biopsi rahim, yang dilakukan secara rawat jalan dan umumnya dilakukan di kantor dokter.

Ada beberapa alasan mengapa seseorang bisa mengalami fase luteal yang pendek. Terkadang kondisi seperti hormon tiroid rendah atau adanya terlalu banyak prolaktin (hiperprolaktinemia) dapat menyebabkan perubahan lama waktu antara ovulasi dan menstruasi. Mengurangi hormon perangsang folikel (FSH) dapat memiliki efek pada fase luteal juga, dan memperpendek panjangnya. Kehadiran mioma uteri (tumor fibroid) juga bisa menimbulkan masalah dengan fase menstruasi.

Mengingat beberapa penyebab fase luteal pendek, pengobatan untuk kondisi ini bisa sangat bervariasi. Dalam banyak kasus, mungkin tidak perlu untuk mengobati fase pendek kecuali seorang wanita sedang berusaha untuk hamil. Namun kondisi seperti hormon tiroid rendah atau prolaktin tinggi pasti perlu ditangani. Ini tidak hanya akan mempengaruhi siklus menstruasi dan dapat menimbulkan masalah dengan banyak sistem tubuh. FSH yang berkurang cukup umum seiring bertambahnya usia wanita, dan sekali lagi, hanya perlu diobati jika kehamilan adalah tujuannya.

Cara umum untuk mengobati fase luteal pendek termasuk terlebih dahulu merawat kondisi yang mendasarinya. Jika perawatan ini tidak cukup, obat-obatan seperti progesteron atau klomifen sitrat (Clomid®) dapat membantu memperpanjang fase luteal. Biopsi rahim sekitar delapan sampai sepuluh minggu setelah pengobatan dimulai dapat membantu untuk memastikan apakah disfungsi fase luteal telah diperbaiki.