Eyeliner Kohl diyakini sebagai salah satu bentuk riasan tertua, yang secara tradisional terbuat dari galena atau antimon, keduanya logam berat yang biasanya mengandung timbal sulfida konsentrasi tinggi. Meskipun ilmu pengetahuan modern sekarang percaya bahwa kohl tradisional dapat menyebabkan keracunan timbal, orang Mesir kuno diyakini telah menggunakannya secara teratur, tidak hanya untuk tujuan kosmetik, tetapi untuk melindungi mata mereka dari matahari dan penyakit. Eyeliner kohl modern di negara maju tidak lagi dibuat dengan bahan beracun. Sebaliknya, istilah kohl banyak digunakan dalam industri kosmetik modern untuk menggambarkan eyeliner yang berwarna sangat hitam. Di beberapa bagian Afrika Utara, eyeliner kohl tradisional, yang terbuat dari galena, antimon, atau mineral lain kadang-kadang masih digunakan, seperti halnya kohl yang terbuat dari ekstrak tumbuhan, resin, atau jelaga.
Orang Mesir kuno diyakini sebagai orang pertama yang menggunakan eyeliner kohl, dan bahkan mungkin menggunakan beberapa bentuk kimia untuk memproduksi kosmetik mata sintetis. Kebanyakan kohl tradisional berwarna hitam dan terbuat dari senyawa timbal. Itu biasanya disimpan dalam bentuk bubuk dalam botol atau stoples kecil, dan dioleskan ke mata menggunakan alat bulat atau pipih kecil. Kohl tradisional biasanya diaplikasikan dengan terlebih dahulu meminyaki tongkat aplikasi, kemudian mencelupkan tongkat ke dalam bubuk kohl, lalu menyeka tongkat di mata di antara kelopak mata yang hampir tertutup. Cara aplikasi ini cenderung memungkinkan bedak untuk mengendap di akar bulu mata itu sendiri, untuk tampilan yang kurang dramatis daripada yang tersedia dengan pensil kohl modern atau eyeliner cair.
Sebagian besar eyeliner kohl yang digunakan sepanjang sejarah berwarna hitam. Orang-orang kuno sering memakai eyeliner kohl untuk melindungi mata mereka dari matahari gurun, atau dengan keyakinan bahwa eyeliner itu melindungi mata dari infeksi mata. Bedak ini juga dipercaya dapat membantu melembapkan dan melindungi kulit di sekitar mata. Orang Afrika Utara dari segala usia dan jenis kelamin secara tradisional memakai kohl karena alasan ini.
Diyakini bahwa orang Mesir kuno juga memproduksi sejumlah eyeliner kohl kosmetik berwarna. Mineral dan batu semi mulia, seperti perunggu atau lapus lazuli, sering digiling menjadi bubuk kohl untuk mata.
Saat ini, eyeliner kohl yang diproduksi secara tradisional yang dibuat dengan senyawa timbal masih tersedia di banyak negara Afrika Utara. Beberapa ahli medis percaya bahwa penggunaan kosmetik tradisional ini berkontribusi pada tingginya tingkat keracunan timbal di antara masyarakat Afrika Utara. Eyeliner Kohl yang diproduksi di negara maju biasanya tidak mengandung senyawa timbal, karena peraturan pemerintah yang melarangnya. Eyeliner ini biasanya berwarna hitam, dan umumnya tersedia dalam bentuk cair atau pensil untuk aplikasi di sekitar bagian luar mata.