Evolusi bintang menggambarkan proses di mana bintang terbentuk, terbakar untuk waktu yang lama, dan akhirnya mati. Sepanjang jalan, bintang berjuang dengan gravitasi dan konsumsi bahan bakar dalam upaya untuk menjaga keseimbangan. Sebagian besar evolusi bintang adalah teori, karena manusia belum cukup lama untuk mengamati seluruh siklus hidup satu bintang, tetapi berkat banyaknya jumlah bintang pada berbagai tahap yang tersebar di seluruh alam semesta, telah dimungkinkan untuk membuat bintang terpelajar dan terpelajar. tebakan cerdas tentang bagaimana bintang berevolusi dari waktu ke waktu, dan prosesnya tampaknya relatif dapat diprediksi.
Proses evolusi bintang dimulai dengan pembentukan bintang. Bintang-bintang terbentuk dalam apa yang dikenal sebagai “awan molekuler raksasa”, massa gas dan partikel yang berputar-putar. Seiring waktu, awan ini mengalami keruntuhan gravitasi, menghasilkan protobintang, benda langit yang berpotensi menjadi bintang. Jenis bintang tempat protobintang akan berevolusi bergantung pada komposisi kimianya. Saat bintang secara bertahap menarik bersama, serangkaian reaksi nuklir mulai terjadi, menyebabkan bintang mendapatkan luminositas.
Akhirnya, sebuah bintang akan menghabiskan bahan bakarnya, biasanya runtuh dan memicu reaksi berantai lain yang menyebabkan bintang terbakar sangat panas dan terang. Tergantung pada jenis bintangnya, ia dapat berubah menjadi katai putih, bintang neutron, atau lubang hitam ketika mati, sering kali mendahului peristiwa ini dengan supernova yang fantastis, yang disebabkan oleh reaksi berantai yang tidak terkendali. Evolusi bintang terus terjadi di seluruh alam semesta saat bintang datang dan pergi.
Setiap tahap kehidupan bintang dapat diplot pada grafik seperti Diagram Hertzsprung-Russel. Bagan tersebut membandingkan warna, ukuran, luminositas, dan suhu bintang. Bintang dari kelas tertentu cenderung menyatu pada diagram tersebut, menunjukkan hubungan yang jelas antara jenis bintang tertentu yang dapat digunakan untuk mempelajari lebih lanjut tentang bintang secara umum. Dengan menggunakan bagan seperti itu, para ilmuwan dapat melakukan pengamatan tentang berbagai bintang dan mengubahnya menjadi jarak dari Bumi dan data berguna lainnya tentang evolusi bintang.
Banyak bintang jatuh ke dalam klasifikasi yang dikenal sebagai deret utama, mengacu pada tanda tangan cluster bintang yang dapat dilihat di banyak plot yang digunakan untuk memetakan bintang berdasarkan karakteristiknya. Matahari adalah contoh bintang deret utama, dan akan tetap stabil setidaknya selama lima miliar tahun lagi, menurut sebagian besar perkiraan. Pada akhir periode deret utama, matahari akan berubah menjadi raksasa merah, berkembang pesat karena menghabiskan bahan bakarnya dan menelan beberapa planet, termasuk Bumi, di sepanjang jalan.