Apa itu Eugenika?

Eugenika adalah gerakan sosial yang melibatkan manipulasi warisan genetik manusia untuk memunculkan sifat-sifat yang diyakini “terbaik”. Sementara masa depan umat manusia merupakan masalah yang menjadi perhatian kebanyakan orang, banyak orang menjauhkan diri dari eugenika karena memiliki beberapa konotasi yang sangat negatif. Praktik ini telah digunakan secara historis sebagai argumen untuk sterilisasi wajib dan berbagai kebijakan lain yang ditargetkan pada anggota masyarakat yang “lebih rendah” dengan tujuan menghilangkan warisan genetik mereka dari kumpulan gen.

Kisah eugenika dimulai pada 1800-an, ketika Francis Golton, sepupu Charles Darwin, menciptakan istilah tersebut dan mulai mengeksplorasi gagasan untuk secara sadar mengubah arah evolusi manusia. Dukungan untuk eugenika tumbuh, dan pada satu titik banyak anggota terkemuka dari komunitas ilmiah percaya pada gerakan tersebut. Sebagian besar ilmuwan modern menganggapnya sebagai bentuk pseudosains, meskipun pada kenyataannya, manusia memang bisa dibiakkan seperti hewan untuk memunculkan ciri-ciri tertentu yang diinginkan.

Secara historis, banyak argumen yang digunakan untuk mendukung eugenika memang bersifat pseudoscientific, bahkan jika asumsi mendasar bahwa manusia dapat ditingkatkan melalui pemuliaan adalah benar. Para ilmuwan yang bekerja di lapangan menggunakan argumen yang salah, seperti gagasan bahwa orang berkulit gelap secara alami kurang cerdas daripada orang berkulit terang, atau bahwa orang miskin lebih mungkin mengalami tantangan intelektual daripada mereka yang memiliki uang. Intinya, eugenika mendukung gagasan bahwa orang kulit putih yang kaya harus diizinkan untuk menyebarkan ras manusia, sementara orang miskin, anggota beberapa agama, orang kulit berwarna, dan individu penyandang cacat harus dihilangkan dari kumpulan gen.

Eugenika mengabaikan peran mendalam yang dimiliki lingkungan terhadap perkembangan manusia, dengan fokus pada mengidentifikasi sifat-sifat genetik. Banyak dari sifat-sifat yang diyakini sebagai genetik oleh anggota gerakan itu kemudian terbukti lebih dekat hubungannya dengan lingkungan, dan fakta bahwa eugenika berperan dalam Holocaust semakin menambah stigma cabang penyelidikan ilmiah ini.

Sebagian besar peneliti sejarah gerakan, bersama dengan orang-orang yang berkecimpung di bidang ini hari ini – menyebut bidang mereka “eugenika liberal” – membedakan antara dua bentuk. Dalam eugenika positif, orang dengan sifat yang dianggap positif didorong untuk memiliki anak. Eugenika negatif melibatkan penekanan sifat-sifat yang dianggap negatif; secara historis, ini melibatkan penggunaan sterilisasi paksa, pemenjaraan, penolakan layanan sosial, segregasi, genosida, pembatasan pernikahan, pengendalian kelahiran tanpa persetujuan, dan aborsi paksa sebagai alat.