Apa itu Etika Rekayasa?

Etika rekayasa adalah penerapan keputusan moral untuk pengembangan dan penggunaan produk rekayasa dan kegiatan rekayasa. Standar etika didefinisikan dalam konteks adat istiadat sosial, yang bervariasi dari budaya ke budaya. Beberapa keputusan moral lebih universal. Biasanya, menyebabkan kerugian pada orang lain atau properti dianggap sebagai penyimpangan etika, kecuali dalam keadaan yang paling ekstrim.

Sebagai bidang yang relatif baru, minat dalam rekayasa etis telah berkembang karena bencana rekayasa tingkat tinggi, seperti tumpahan minyak Deepwater Horizon. Tumpahan minyak ini berdampak parah di Teluk Meksiko di AS pada tahun 2010. Para insinyur menerapkan teknologi untuk memecahkan masalah dan menciptakan peluang baru.

Bidang teknik secara historis lebih terfokus pada merancang solusi. Ada kurang fokus pada dampak potensial solusi tersebut terhadap masyarakat dan lingkungan. Etika rekayasa dipandang sebagai cara untuk meningkatkan bidang rekayasa sehingga lebih sedikit kerugian yang mungkin terjadi. Dalam etika rekayasa, insinyur memegang standar perilaku moral dalam desain dan produksi perangkat dan proses mereka.

Faktor tambahan dianggap di luar pencapaian produktivitas yang cukup untuk mencapai keuntungan dalam rekayasa etis. Beberapa undang-undang sudah ada di banyak negara untuk melindungi orang dan properti dari proses dan produk rekayasa. Pendukung etika rekayasa berpendapat bahwa hukum saja tidak cukup, karena karakter etis menghadirkan pengekangan tambahan terhadap kejahatan daripada hukum saja. Insinyur yang berpengalaman di bidang etika seringkali lebih cenderung mempertimbangkan konsekuensi dari kegiatan rekayasa mereka terhadap orang lain dan lingkungan.

Menerapkan etika rekayasa dalam pengaturan dunia nyata terjadi dalam beberapa cara. Menjangkau insinyur saat mereka masih kuliah, atau di awal karir mereka melalui penyediaan pelatihan etika, akan membantu mereka menghindari kesalahan etika nantinya. Kadang-kadang ada ketidaksepakatan antara manajer yang bersikeras mengabaikan etika untuk hanya fokus pada produktivitas dan insinyur yang menolak melakukan tindakan tidak etis, yang menciptakan konflik di tempat kerja.

Etika erat kaitannya dengan yurisprudensi, yaitu teori dan praktik hukum. Penyimpangan etika dalam rekayasa produk dapat mengakibatkan tuntutan hukum. Ini mungkin memberi perusahaan insentif yang kuat untuk meningkatkan praktik etis di bidang teknik. Rekayasa etika memiliki rekan di bidang kedokteran, dan praktik bisnis.