Esai naratif pribadi adalah jenis esai di mana seseorang menulis tentang pengalamannya sendiri, biasanya sebagai cerita naratif. Sementara seseorang dapat menulis tentang pendapat atau kepribadiannya dalam esai semacam itu, aspek “narasi” dari esai biasanya berasal dari sebuah cerita. Jenis esai ini biasanya nonfiksi dan sering kali berkaitan dengan peristiwa aktual yang terjadi pada penulis atau seseorang yang dekat dengan penulis. Esai naratif pribadi sering digunakan dalam aplikasi untuk perguruan tinggi atau untuk bergabung dengan kelompok bergengsi, karena esai semacam itu mengukur kemampuan seorang penulis dan memungkinkan seseorang untuk mengungkapkan informasi pribadi yang menarik.
Tidak ada topik tunggal yang harus digunakan dalam menulis esai naratif pribadi, karena sebagian besar penulis memilih topik yang memiliki makna tertentu bagi mereka. Seseorang mungkin menulis tentang kematian orang yang dicintai, misalnya, untuk menggunakan esai sebagai pengalaman katarsis atau untuk membantu orang lain menemukan orang lain yang mengerti apa yang mereka alami. Sebuah esai naratif pribadi bisa dengan mudah menjadi tentang sesuatu yang lucu yang terjadi pada penulis. Berbagai topik potensial seperti itu dapat menyebabkan esai semacam itu menjadi cukup menarik, meskipun mereka juga bisa sulit bagi beberapa penulis untuk memulai.
Bagi orang-orang yang mengalami kesulitan memulai dengan sebuah tulisan tanpa arah yang jelas, esai naratif pribadi bisa menjadi sesuatu yang menakutkan. Seringkali yang terbaik bagi seseorang untuk memulai brainstorming tentang subjek potensial. Hal ini dapat dilakukan oleh seseorang yang memikirkan hal-hal yang telah terjadi padanya yang menimbulkan emosi yang kuat seperti ketakutan, kesedihan, kebahagiaan, atau kemarahan. Seringkali paling mudah bagi seseorang untuk menulis tentang sesuatu yang dia minati, dan hubungan emosional dengan suatu subjek dapat membuat subjek itu lebih bermakna bagi seorang penulis.
Namun, cara penulisan esai naratif pribadi sering kali membedakan karya semacam itu dari esai lainnya. Esai naratif pribadi biasanya memiliki gaya yang agak lebih longgar daripada esai informatif atau argumentatif, karena aspek naratif esai tersebut harus menyerupai karya prosa fiksi atau nonfiksi. Penulis dapat menggunakan dialog dalam esai semacam itu, memisahkannya dari esai yang ditulis dengan nada yang lebih formal, dan penulis dapat memilih untuk menceritakan esai atau membiarkan narasi terungkap melalui perspektif orang ketiga. Pada akhirnya, esai naratif pribadi harus terasa seperti narasi yang terstruktur, dengan awal, tengah, dan akhir yang menceritakan kisah tertentu atau menyampaikan pengalaman tertentu.