Esofagitis eosinofilik adalah peradangan pada kerongkongan yang ditandai dan disebabkan oleh adanya sel darah putih dalam jumlah besar. Sel darah ini merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Pada pasien sehat, mereka tidak ditemukan di kerongkongan, meskipun mereka mungkin terletak di area lain dari saluran pencernaan. Pasien dengan esofagitis eosinofilik memiliki sel darah putih dalam jumlah besar di kerongkongan mereka, dan mereka dapat mengalami berbagai gejala.
Orang dengan esofagitis eosinofilik biasanya mengalami kesulitan menelan, mulas yang tidak merespon pengobatan, dan mungkin mengalami penurunan berat badan dan gangguan pencernaan. Kondisi ini terkadang sulit untuk didiagnosis karena dokter mungkin berpikir bahwa ini hanyalah bentuk refluks yang ekstrem. Jika endoskopi dilakukan, kerongkongan dapat menunjukkan tanda-tanda peradangan atau mungkin terlihat sangat sehat, dan biopsi sangat penting untuk diagnosis.
Beberapa pasien dengan esofagitis eosinofilik mengembangkan tonjolan atau alur di kerongkongan sebagai akibat dari peradangan kronis. Ini bisa menjadi indikator diagnostik yang jelas. Pasien lain memiliki plak sel darah putih yang terlihat pada lapisan esofagus. Dalam kasus lain, perubahan hanya terlihat pada tingkat mikroskopis, dengan banyak sel darah putih diselingi dalam sel normal kerongkongan.
Perawatan untuk esofagitis eosinofilik dapat mencakup obat-obatan untuk mengontrol asam lambung, menekan peradangan, dan mengatasi kerusakan kekebalan yang mengarah pada kelebihan sel darah putih. Jika pasien mengetahui alergi yang mungkin menyebabkan ledakan sel darah putih, ini juga harus diobati. Modifikasi diet seperti menghindari alergen umum dan makanan pemicu biasanya dianjurkan. Pasien perlu melakukan perubahan gaya hidup permanen untuk menghindari paparan makanan ini sehingga peradangan tidak terulang.
Penyebab esofagitis eosinofilik tidak dipahami dengan baik. Hal ini diyakini terkait dengan alergi, termasuk tidak hanya alergi makanan tetapi juga paparan alergen yang dihirup. Orang dengan riwayat asma dan reaksi alergi lebih berisiko, dan kondisi ini juga lebih sering terjadi pada pria. Beberapa peneliti telah berteori bahwa gangguan autoimun juga dapat menyebabkan esofagitis eosinofilik, dengan gangguan pada sistem kekebalan yang menyebabkan peradangan di kerongkongan dan bagian tubuh lainnya. Orang-orang dapat mengambil manfaat dari penelitian terbaru tentang kondisi ini dengan mengunjungi spesialis gastroenterologi yang memiliki akses ke protokol perawatan terbaru, informasi tentang uji klinis, dan informasi lain yang mungkin berguna untuk perawatan pasien.