Apa itu Enkripsi AES?

Advanced Encryption Standard (AES) adalah teknik cipher kunci simetris yang digunakan untuk mengamankan dan mengenkripsi sistem operasi, hard drive, sistem jaringan, file, email, dan data elektronik serupa lainnya. Ini biasanya terdiri dari tiga blok cipher yang diambil dari koleksi yang lebih besar yang awalnya diterbitkan sebagai Rijndael, sebuah nama yang dibuat dari nama keluarga dua kriptografer Belgia yang pertama kali merancang sandi dan memulai penggunaannya. Standar tersebut ditugaskan oleh pemerintah AS sebagai cara untuk melindungi informasi rahasia, meskipun saat ini digunakan oleh sejumlah pemerintah dan perusahaan keamanan elektronik di seluruh dunia. Setiap cipher memiliki ukuran blok 128-bit dengan tiga ukuran kunci yang berbeda yaitu 128, 192, dan 256 bit. Meskipun tidak sepenuhnya tidak dapat ditembus, ini secara luas dianggap sebagai salah satu sandi terkuat yang tersedia.

Pengertian Kriptografi Secara Umum

Ruang digital membuatnya sangat mudah untuk berbagi dan menyimpan berbagai data dan dokumentasi, tetapi kemudahan akses ini dapat bekerja dua arah: tanpa perlindungan yang tepat, informasi dapat dan sering kali dikompromikan, baik secara tidak sengaja maupun sebagai tindakan yang disengaja. Teknik enkripsi bertujuan untuk mengacak paket data yang dikirimkan dari satu titik ke titik lain, dan juga bertindak sebagai penghalang atau brankas di sekitar informasi yang disimpan di server tetap atau hard drive. Standar AES adalah salah satu alat kriptografi terkuat dan paling kompleks.

Cara Kerja Enkripsi Tingkat Lanjut

Memahami mekanisme cipher AES biasanya membutuhkan setidaknya beberapa pengetahuan tentang enkripsi, yang bisa jadi rumit. Sederhananya, cipher bekerja dengan mengeksekusi sejumlah putaran transformasi secara berulang; ini mengubah input teks biasa menjadi output teks sandi. Ada beberapa langkah pemrosesan untuk setiap putaran dengan satu putaran yang bergantung secara eksklusif pada kunci enkripsi. Kemudian, serangkaian putaran terbalik diterapkan untuk mengubah teks sandi kembali menjadi teks biasa. Enkripsi dengan AES hanya menggunakan satu kunci 128-bit untuk mengenkripsi dan mendekripsi data.

Asal dan Formasi Awal
Institut Standar dan Teknologi Nasional Amerika Serikat (NIST) adalah pelopor asli standar tersebut. Itu membuat permintaan untuk algoritma enkripsi untuk standar AES pada tahun 2000, dan menerima proposal dari kriptografer di seluruh dunia. Dua ilmuwan komputer Belgia, Joan Daemen dan Vincent Rijmen, bekerja sama untuk menciptakan apa yang mereka sebut “sandi Rijndael”, yang mereka serahkan ke proses seleksi dan akhirnya terpilih.
Pemerintah AS mulai menerapkan standar ke dalam sistemnya untuk membantu mengamankan informasi rahasia dan tidak rahasia pada awal 2001. Pada bulan November tahun itu, AES dipilih oleh NIST sebagai Federal Information Processing Standard (FIPS), juga dikenal sebagai FIPS197. Pada Juli 2003, National Security Agency (NSA) menyatakan bahwa AES cukup aman untuk melindungi informasinya di tingkat rahasia dan sangat rahasia.
Penggunaan Utama
Enkripsi AES digunakan di seluruh dunia untuk mengamankan beberapa sistem yang paling terlindungi baik untuk kelompok pemerintah maupun bisnis. Bahkan digunakan oleh individu untuk melindungi komputer pribadi dan sistem jaringan, dan umumnya merupakan standar yang ditetapkan oleh pemerintah AS dan sebagian besar perusahaan dan lembaga di seluruh dunia.
Salah satu alasan mengapa enkripsi semacam ini bekerja dengan sangat baik adalah karena enkripsi ini bekerja pada beberapa lapisan jaringan secara bersamaan. Meskipun AES dan Rijndael digunakan secara bergantian, ada beberapa perbedaan yang perlu diperhatikan. Sementara AES menggunakan cipher blok 128-bit tetap dan tiga ukuran kunci 128, 192 dan 256 bit, Rijndael dapat digunakan dengan berbagai ukuran blok cipher dan kunci dalam kelipatan 32-bit. Rijndael berkisar dari 128-bit hingga 256 bit untuk ukuran kunci dan cipher bloknya.
Manfaat Keamanan
Meskipun enkripsi AES tidak dapat dipecahkan, umumnya dianggap sangat aman. Hingga 2009, diyakini bahwa hanya serangan saluran samping yang dapat menembus sistem yang dilindungi AES. Pada tahun 2009, serangan kunci terkait dan serangan pembeda dengan kunci yang diketahui dilaporkan. Beberapa serangan pada sistem AES sulit untuk diselesaikan; misalnya, serangan biasanya mengharuskan pengguna berada di sistem yang sama dengan perangkat lunak enkripsi AES untuk memecahkan sandi.