Emosi kelompok adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan emosional keseluruhan kelompok, yang muncul dari dan mempengaruhi keadaan emosional individu yang membentuk kelompok. Bentuk emosi ini sering dipelajari dalam sosiologi dan psikologi karena pentingnya dalam dinamika kelompok dan pengaruhnya terhadap keadaan emosional individu. Ini juga merupakan subjek yang menarik dalam studi kepemimpinan dan pendidikan karena manajemen emosi kelompok yang efektif dapat sangat meningkatkan efektivitas kelompok pada tugas yang diberikan dan kemampuan kelompok untuk memperoleh keterampilan dan pengetahuan baru.
Dua sudut pandang utama cenderung mendominasi cara-cara yang mungkin untuk memeriksa fenomena emosi kelompok: pandangan atas-bawah dan bawah-atas. Pendekatan top-down menekankan dampak keadaan emosional kelompok terhadap anggota individu kelompok. Emosi kelompok dapat sangat mengintensifkan dan mengubah emosi pribadi, terutama dalam kelompok yang kohesif dengan tujuan yang penting bagi individu. Itu juga dapat mengatur batasan sosial yang membatasi kehadiran, atau setidaknya ekspresi, emosi tertentu yang tidak selaras dengan kelompok. Persamaan dan perbedaan emosi anggota suatu kelompok dapat digunakan untuk menilai kekompakan kelompok secara keseluruhan.
Pendekatan bottom-up berfokus pada bagaimana emosi individu anggota kelompok mempengaruhi keadaan emosional kelompok secara keseluruhan. Studi berdasarkan pendekatan ini cenderung mengkaji bagaimana aspek emosi individu, termasuk kematangan emosi, perubahan suasana hati, dan nilai-nilai pribadi, cenderung menghasilkan emosi kelompok yang muncul yang mempengaruhi semua anggota kelompok. Aspek penting lainnya dari pandangan ini adalah efek emosional dari mereka yang memiliki perilaku emosional yang sangat berbeda dari “rata-rata kelompok”. Sebuah studi yang benar-benar komprehensif tentang emosi yang ditampilkan oleh suatu kelompok harus mencakup pendekatan top-down dan bottom-up.
Emosi kelompok sering dipelajari dalam kaitannya dengan kepemimpinan. Banyak teori kepemimpinan didasarkan, secara langsung atau tidak langsung, pada gagasan bahwa keterampilan kepemimpinan harus melibatkan kemampuan untuk memanipulasi emosi kelompok sampai batas tertentu. Pemimpin alami mungkin dapat melakukan ini hanya karena aspek intrinsik dari kepribadian mereka sementara yang lain perlu mempelajari teknik kepemimpinan khusus yang memungkinkan mereka untuk memanipulasi emosi kelompok. Selain itu, emosi suatu kelompok sering kali lebih dipengaruhi oleh emosi pemimpin daripada emosi anggota individu lainnya.