Emboli cairan ketuban adalah masalah medis yang sangat langka yang dapat mengancam jiwa wanita hamil dan janinnya. Komplikasi terjadi ketika cairan ketuban atau sel-sel janin keluar dari plasenta dan memasuki sirkulasi dalam aliran darah ibu. Sistem kekebalannya memperlakukan zat asing sebagai patogen, melepaskan histamin dan bahan kimia lain yang menimbulkan respons alergi. Akibatnya, sang ibu bisa menderita gagal paru-paru, gagal jantung, dan kerusakan otak yang pada akhirnya bisa berujung pada kematian tanpa perawatan medis darurat.
Dokter belum mengidentifikasi penyebab yang jelas, faktor risiko, atau tanda peringatan dini emboli cairan ketuban. Karena kondisinya sangat langka, belum banyak proyek penelitian besar yang didedikasikan untuk mengungkap penyebab potensial. Tampaknya wanita di atas usia tiga puluh memiliki risiko yang sedikit meningkat, seperti halnya pasien yang memiliki alergi. Emboli cairan ketuban biasanya berkembang sesaat sebelum, selama, atau setelah persalinan, meskipun mungkin mengalami masalah pada awal trimester kedua kehamilan.
Respon sistem kekebalan terhadap emboli cairan ketuban mirip dengan apa yang terjadi ketika seseorang mengalami serangan alergi parah. Seorang wanita mengalami syok anafilaksis karena histamin menyebabkan peradangan pada saluran udara, jantung, dan pembuluh darah vital. Salah satu tanda pertama emboli cairan ketuban adalah sesak napas mendadak yang ekstrem yang mungkin mendahului paru-paru yang kolaps. Ketika jantung menjadi lebih terlibat, tekanan darah rendah yang berbahaya dan gagal jantung menjadi mungkin. Perdarahan internal berat, kejang, koma, dan gawat janin juga dapat terjadi.
Perhatian medis segera diperlukan setiap kali pasien menunjukkan gejala emboli cairan ketuban. Tujuan utamanya adalah menstabilkan pernapasan dan detak jantung dengan terapi oksigen, resusitasi kardiopulmoner, obat-obatan, dan cairan infus. Obat anti-inflamasi dan antihistamin dapat diberikan juga. Persalinan diinduksi segera melalui operasi caesar untuk membebaskan bayi dari rahim dan merawatnya sesuai gejala. Sebagian besar bayi dapat pulih, meskipun hanya sekitar 20 hingga 40 persen ibu yang bertahan hidup bahkan dengan perawatan ahli.
Wanita yang mampu melewati fase akut emboli cairan ketuban biasanya memerlukan perawatan dan pemantauan jangka panjang untuk memerangi berbagai komplikasi. Masalah paru-paru dan jantung dapat bertahan selama beberapa hari atau minggu, dan setiap kerusakan neurologis yang diderita seringkali permanen. Korban harus menghadiri pemeriksaan kesehatan rutin untuk memastikan masalah tidak muncul di masa depan.