Apa itu Ekstrak Beras Ragi Merah?

Ekstrak beras ragi merah adalah senyawa yang diekstraksi dari beras ragi merah, makanan khas Asia yang telah diproduksi dan dikonsumsi selama berabad-abad. Studi pada beras ragi merah dan ekstrak beras ragi merah telah menunjukkan bahwa hal itu dapat mengurangi kadar kolesterol. Faktanya, beberapa senyawa aktif dalam beras ragi merah muncul dalam obat resep yang dirancang untuk menurunkan kolesterol. Ekstrak ini dijual sebagai suplemen makanan, meskipun beberapa organisasi pengatur telah menyarankan bahwa itu harus diperlakukan seperti obat.

Di Asia, beras ragi merah dimakan dengan berbagai hidangan, dan ini merupakan bagian mendasar dari beberapa resep tradisional. Itu dibuat dengan menumbuhkan ragi yang dikenal sebagai Monascus purpureus pada beras yang dipoles, memungkinkan beras ditutupi lapisan tebal ragi kemerahan. Setelah ragi dibudidayakan, beras dapat dikemas untuk dijual dan akhirnya dimasak, atau diolah untuk mendapatkan ekstrak beras ragi merah, yang dapat dijual dalam bentuk cair atau kapsul.

Analisis kimia beras ragi merah menunjukkan bahwa ia mengandung senyawa yang menghambat pembentukan kolesterol, sehingga menurunkan kadar kolesterol. Dalam studi ilmiah, ekstrak beras ragi merah tampaknya tidak berdampak pada kadar kolesterol baik, malah bekerja untuk menurunkan trigliserida dan kolesterol low density lipoprotein (LDL). Beberapa peneliti telah menyarankan bahwa konsumsi beras ragi merah dapat menjelaskan tingkat kolesterol yang rendah secara tradisional pada populasi Asia, meskipun ini mungkin juga terkait dengan tren diet dan kebiasaan olahraga.

Ekstrak beras ragi merah dapat bertindak sebagai statin atau obat penurun kolesterol, dan beberapa praktisi pengobatan alternatif merekomendasikannya kepada pasien dengan kadar kolesterol tinggi. Namun, ada beberapa peringatan yang terlibat. Statin perlu digunakan di bawah pengawasan medis, dengan tes darah berkala untuk memantau kadar kolesterol, dan banyak profesional medis merasa bahwa ekstrak beras ragi merah harus diperlakukan dengan cara yang sama, karena secara kimiawi mirip dengan obat-obatan farmasi.

Menggunakan ekstrak beras ragi merah juga kurang dapat diandalkan dibandingkan dengan menggunakan statin, karena tidak diformulasikan dan diperparah di laboratorium, yang berarti kadar senyawa penurun kolesterol dapat bervariasi dari dosis ke dosis. Dengan demikian, sulit untuk sampai pada rekomendasi dosis. Pasien juga dapat mengalami kembung, mual, dan semua gejala dengan penggunaan statin, dan ekstrak beras ragi merah juga telah dikaitkan dengan kerusakan hati, sehingga tidak boleh digunakan oleh orang dengan kondisi hati kronis.