Apa itu Eksotoksin?

Eksotoksin adalah racun yang dikeluarkan oleh organisme seperti jamur, bakteri, alga, atau protozoa. Eksotoksin sangat ganas. Jumlah yang sangat kecil dapat berakibat fatal bagi organisme inang dan meskipun sistem kekebalan sering dapat mengidentifikasi dan menyerang toksin, toksin menyebar begitu cepat sehingga inang tidak memiliki kesempatan untuk memasang pertahanan. Beberapa pemerintah secara historis telah berusaha untuk memanfaatkan mikroorganisme yang menghasilkan racun dalam peperangan, dan pengembangan mikroorganisme yang dipersenjatai menyebabkan terciptanya perjanjian yang melarang peperangan biologis karena khawatir organisme tersebut dapat lepas kendali.

Beberapa organisme mengeluarkan eksotoksin dengan mantap, sementara yang lain memproduksinya sesuai kebutuhan, dan dalam beberapa kasus mereka hanya dilepaskan selama lisis, ketika sel pecah saat organisme mati. Mereka biasanya protein yang berinteraksi dengan protein dan enzim yang ditemukan di tubuh inang. Eksotoksin dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis jaringan yang ditargetkan, seperti neurotoksin yang menargetkan neuron dan enterotoksin yang dirancang untuk menyerang saluran pencernaan.

Menggunakan eksotoksin, mikroorganisme dapat menyerang daerah terpencil, daripada harus bersentuhan langsung dengan jaringan yang ditargetkan. Eksotoksin dapat memasuki aliran darah dan melakukan perjalanan, menggunakan sistem peredaran darah tubuh sendiri sebagai metode pengiriman. Beberapa dirancang untuk membantu invasi bakteri, seperti eksotoksin yang memecah jaringan untuk memungkinkan organisme menembus lebih dalam, sementara yang lain tidak memiliki fungsi yang diketahui.

Individu dengan penyakit menular yang terkait dengan eksotoksin berada pada risiko yang serius. Racun ini dapat menyebabkan kematian jaringan yang luas, yang dikenal sebagai nekrosis, dalam beberapa kasus memerlukan amputasi untuk menghentikan penyebaran nekrosis jaringan dan menyelamatkan nyawa pasien. Jika eksotoksin menargetkan organ yang rentan seperti otak, kerusakan permanen dapat terjadi. Bahkan jika infeksi pasien dapat diobati, komplikasi yang berkepanjangan dapat terjadi sebagai akibat dari kerusakan yang disebabkan oleh eksotoksin.

Obat-obatan tersedia untuk mengobati orang dengan infeksi jamur, bakteri, virus, dan protozoa yang parah. Obat-obatan ini dirancang untuk membunuh mikroorganisme atau mencegahnya berkembang biak. Jika tersedia, antitoksin dapat diberikan untuk mengimbangi efek eksotoksin dan meningkatkan peluang pasien untuk bertahan hidup. Senyawa ini diproduksi secara alami oleh sejumlah organisme yang dapat diberikan kepada pasien dengan infeksi yang diketahui untuk melawan racun yang terkait dengan infeksi tersebut. Namun, tidak semua eksotoksin memiliki antitoksin yang sesuai.