Sebagai disiplin akademis, ekonomi keluarga melihat perilaku dan struktur dalam keluarga dari perspektif ekonomi. Ekonomi keluarga juga mengacu pada hal-hal yang lebih praktis dari keuangan keluarga sehari-hari, seperti pengeluaran, penghasilan, investasi, tabungan dan perumahan. Orang-orang yang terlibat dalam bidang ekonomi keluarga termasuk pekerja sosial, agen penyuluh universitas dan pelatih keuangan. Orang lain yang bekerja pada aspek teoritis termasuk ekonom, konsultan, profesor universitas dan peneliti lainnya.
Para ekonom mulai menganalisis keluarga sebagai unit ekonomi mulai tahun 1950-an. Keluarga mulai dipelajari sebagai unit ekonomi dalam struktur kegiatan ekonomi yang lebih besar. Itu adalah perpanjangan dari teori ekonomi mikro, dan orang-orang yang mengkhususkan diri dalam analisis ini disebut ekonom keluarga. Tujuan utama ekonomi keluarga sebagai bidang studi adalah untuk menciptakan teori dan kebijakan publik yang meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Studi ekonomi keluarga bukan hanya masalah pendapatan moneter dan arus keluar. Ini juga mencakup faktor-faktor seperti kesuburan, pembagian kerja, tawar-menawar intra-rumah tangga, modal manusia, perceraian dan mobilitas antargenerasi. Ada kekhawatiran tentang bagaimana struktur keluarga diciptakan atau dipertahankan secara eksplisit karena alasan ekonomi. Ini termasuk praktik-praktik seperti menambah jumlah anak untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga dan hipergami, yang mengacu pada mencari pasangan nikah dengan status ekonomi yang lebih tinggi. Ekonomi keluarga juga mencakup studi tentang bagaimana keluarga mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kekuatan pasar.
Faktor sosial juga relevan, dan ada beberapa disiplin ilmu yang terkait dengan ekonomi keluarga. Studi sosiologis keluarga sering kali berfokus pada masalah ekonomi, terutama dalam konteks atau fenomena sosial tertentu. Demografi, khususnya ekonomi demografi, mengkaji berbagai kelompok dalam keluarga sebagai pelaku ekonomi. Misalnya, remaja, wanita atau orang tua mungkin dipelajari untuk peran ekonomi mereka dalam keluarga. Gizi, antropologi, psikologi, kesehatan masyarakat dan pendidikan adalah bidang lain yang tumpang tindih dengan ekonomi keluarga.
Aspek kedua dari ekonomi keluarga lebih terkait dengan keuangan pribadi dan literasi keuangan. Ini cenderung melibatkan pendidikan dan perencanaan, yang dapat mencakup membantu orang menghitung risiko keuangan dan manfaat kepemilikan rumah atau biaya membesarkan anak. Pendidikan dan pengembangan keterampilan yang membantu keluarga individu mendapatkan atau mempertahankan stabilitas keuangan adalah hal biasa. Kurikulum dan konseling ada untuk membantu keluarga dengan masalah seperti mengelola tagihan, membeli asuransi, menggunakan kredit dan menabung untuk pendidikan atau pensiun. Peningkatan dan pemeliharaan kekayaan juga menjadi perhatian ekonomi keluarga, dan investasi biasanya menjadi fokus penting.