Apa itu Efek Riak?

Ketika seseorang melempar kerikil ke dalam kolam, dia akan melihat percikan dan mungkin mendengar suara gemuruh kerikil. Dia mungkin melihat lingkaran konsentris beriak keluar dari titik lokus di mana kerikil menghantam air. Kerikil yang dilemparkan mungkin juga memiliki efek lain: mungkin menakuti bebek di dekatnya yang melompat keluar dari air, menabrak batu lain dan terpental, atau menakuti sekelompok ikan saat tenggelam ke dalam kolam. Orang yang melempar batu terhubung dengan kerikil, air dan, dengan tindakannya, dengan bebek dan ikan. Dia telah menyebabkan perubahan melalui tindakan tunggal dan sederhana. Dalam pendidikan, konsep ini dikenal sebagai efek riak.

Seorang ahli teori manajemen kelas bernama Jacob Kounin menciptakan istilah “efek riak” pada tahun 1970 untuk menggambarkan efek positif yang mungkin diberikan guru pada siswa. Menurut Kounin, efek tersebut terjadi ketika seorang guru meminta seorang siswa untuk menghentikan perilaku yang mengganggu atau merusak. Dia mengamati bahwa, ketika seorang guru meminta seorang siswa untuk menghentikan perilaku di depan seluruh kelas, ini mempengaruhi semua siswa lain di kelas. Keterlibatan ini membuat siswa lain yang mungkin tidak memperhatikan juga menghentikan perilaku yang mengganggu, mempromosikan kontrol kelas yang lebih baik.

Kounin menyarankan bahwa kegagalan untuk menegur siswa karena perilaku buruk di kelas menyebabkan efek riak negatif. Jika satu siswa dapat berperilaku tidak baik tanpa diberitahu di depan umum untuk berhenti, ini memberikan izin kepada siswa lain untuk berperilaku tidak baik. Melalui studinya, dan bukunya tahun 1970 Discipline and Group Management in Classrooms, Kounin menganjurkan pemahaman ini untuk mencapai kelas yang lebih disiplin.

Seperti halnya kerikil yang dilemparkan ke dalam kolam mungkin memiliki konsekuensi negatif yang tidak diinginkan, seperti menakut-nakuti bebek dan ikan, demikian juga efek riak, jika diterapkan secara tidak bijaksana oleh guru. Siswa yang memiliki masalah perilaku karena ketidakmampuan belajar yang terus-menerus atau kondisi medis dapat terpengaruh secara negatif karena kesalahan mereka sering didiskusikan secara terbuka. Seorang siswa yang sering ditegur mungkin ditantang secara sosial dan ditandai oleh siswa lain sebagai berbeda atau hanya tidak disukai oleh orang lain. Studi sejak karya Kounin menyarankan guru perlu menyadari kemungkinan riak negatif yang dihasilkan oleh teguran publik.

Istilah ini juga digunakan dalam sosiologi, ekonomi, dan banyak bidang lain untuk membahas bagaimana perilaku atau kejadian satu hal dapat berdampak pada banyak hal. Misalnya, sebuah artikel di Duke Magazine Januari-Februari 2007 membahas dampak perang Irak terhadap rakyat Amerika. Artikel, “Efek Riak Perang,” menyarankan bahwa perang menjadi lebih personal ketika orang benar-benar mengenal tentara yang terbunuh atau terluka. Hal ini, pada gilirannya, dapat membentuk opini publik mengenai manfaat dari keterlibatan berkelanjutan di Irak.

Para ekonom mungkin menggunakan istilah itu untuk menggambarkan pengaruh upah rendah pada pasar perumahan, atau pasar perumahan yang tertekan pada suku bunga. Secara keseluruhan, efek riak menegaskan bahwa tindakan selalu memiliki konsekuensi, baik atau buruk. Tidak ada aksi tanpa reaksi, dan riaknya, dalam beberapa kasus, mungkin sangat luas.