Apa itu Efek Bradley?

Efek Bradley adalah fenomena yang dicirikan oleh kecenderungan kandidat politik non-kulit putih untuk tampil lebih baik dalam jajak pendapat daripada yang mereka lakukan dalam pemilihan yang sebenarnya ketika mereka bersaing dengan kandidat kulit putih. Paling khusus, efek ini sering menyerang politisi kulit hitam, meskipun dapat dengan mudah mempengaruhi Hispanik dan minoritas lainnya. Fenomena menarik ini telah menjadi topik kajian intensif oleh lembaga survei, analis politik, dan lain-lain, dan ada beberapa teori yang digunakan untuk menjelaskan efek Bradley, yang terkadang juga dikenal sebagai Efek Wilder.

Konsep ini dinamai Tom Bradley, seorang pria Afrika-Amerika yang mencalonkan diri sebagai Gubernur California pada tahun 1982. Dalam jajak pendapat menjelang pemilihan, Bradley memiliki keunggulan yang jelas, dan banyak media dengan berani memproyeksikan bahwa ia akan memenangkan pemilihan. pemilihan. Namun, pada malam pemilihan, ia kalah dari kandidat Partai Republik, yang membuat bingung Partai Demokrat dan banyak warga California. Hal yang sama terjadi di Virginia pada tahun 1989 dalam pemilihan gubernur lainnya, dan banyak contoh lain dari efek Bradley telah didokumentasikan di berbagai titik dalam sejarah Amerika.

Salah satu penjelasan utama untuk fenomena ini adalah ras. Lembaga survei telah menyarankan bahwa pemilih mungkin tidak mau mengaku berencana untuk memilih melawan kandidat kulit hitam, karena mereka takut dianggap rasis, terutama ketika lembaga survei berkulit hitam. Organisasi jajak pendapat juga menyarankan bahwa Efek Bradley dapat disebabkan oleh pemilih yang ragu-ragu, banyak di antaranya condong ke arah konservatif pada malam pemilihan.

Efek ini tampaknya berkurang dalam masyarakat Amerika, karena berbagai alasan, tetapi masih menjadi isu yang menarik dan kekinian. Para peneliti ingin tahu tentang mekanisme fenomena ini dengan harapan dapat belajar lebih banyak tentang politik dan kepercayaan budaya Amerika. Munculnya kandidat minoritas di Amerika Serikat tidak diragukan lagi, dan agak disayangkan, memberikan lebih banyak contoh Efek Bradley, ketika orang Hispanik, Asia, dan minoritas lainnya berusaha masuk ke politik Amerika di tingkat negara bagian dan nasional.

Pada tahun 2008, pembalikan yang menarik dari Efek Bradley terjadi di Iowa, ketika kandidat Presiden Demokrat kulit hitam Barack Obama bernasib lebih baik dari yang diharapkan melawan kandidat kulit putih, Hillary Rodham Clinton, di kaukus negara bagian itu. Beberapa pakar politik menyatakan bahwa karena kaukus bersifat publik, beberapa pemilih mungkin merasa tertekan untuk mendukung Obama karena keinginan untuk tampil liberal dan berpikiran terbuka di depan tetangga mereka.