Apa itu EEG fMRI?

Perangkat pencitraan resonansi magnetik fungsional (EEG fMRI) yang berkorelasi elektroensefalografi memungkinkan pengukuran gelombang listrik otak sambil juga menganalisis perubahan kadar oksigen darah selama lonjakan aktivitas otak. Mesin EEG fMRI memindai fungsi otak secara real time dan juga merekam video aktivitas untuk pemeriksaan selanjutnya. Peralatan medis ini awalnya membantu dokter menentukan area otak di mana serangan epilepsi terjadi. Penggunaan yang lebih baru dari EEG fMRI termasuk penelitian ilmu saraf ke dalam gangguan otak, studi tidur, dan psikiatri.

Bagian EEG dari tes mendeteksi lonjakan gelombang listrik di seluruh otak. Para ilmuwan menemukan bahwa mereka juga dapat merekam respons metabolisme tubuh terhadap aktivitas otak dengan menambahkan pemindaian melalui pencitraan resonansi magnetik. Ketika tes pertama kali digunakan pada tahun 1993, dokter merekam gelombang listrik dan perubahan kadar oksigen darah secara terpisah untuk menghindari sinyal yang tercampur. Enam tahun kemudian, perangkat lunak komputer datang ke pasar untuk melakukan EEG fMRI secara bersamaan.

Pemindaian EEG fMRI biasanya terjadi selama periode dua jam. Elektroda dipasang ke kepala pasien dan amplifier, dan dihubungkan ke komputer. Tes ini mencatat fluktuasi aktivitas otak dan bagaimana pengaruhnya terhadap sinyal fMRI, yang didefinisikan sebagai tanda yang bergantung pada tingkat oksigen darah (BOLD). BOLD mewakili respons metabolisme tubuh terhadap gelombang otak. Dokter dapat menentukan apakah aktivitas listrik menciptakan lebih banyak atau lebih sedikit oksigen dalam darah.

Studi menunjukkan sebagian besar sinyal BOLD terjadi di wilayah otak tempat aktivitas listrik dihasilkan. Kadang-kadang, sinyal ini muncul di tempat lain, tetapi EEG fMRI sering membantu menentukan jenis epilepsi dan area otak yang terpengaruh. Hasil pemindaian dapat membantu dalam strategi pembedahan untuk menghancurkan sel-sel otak yang memicu kejang jika bagian tertentu dari otak tidak mengontrol fungsi tubuh yang kritis.

Pemindaian ini biasanya tidak menangkap perubahan selama kejang yang sebenarnya karena episode ini tidak dapat diprediksi. Gerakan pasien selama kejang kemungkinan akan mengaburkan gambar yang diambil oleh mesin. Pemindaian memberikan pandangan keseluruhan tentang aktivitas otak dan bagaimana kadar oksigen darah berkorelasi dengan lonjakan perubahan saraf.

Beberapa penelitian menemukan masalah dengan EEG fMRI dari hasil yang tidak meyakinkan. Pada beberapa pasien, tidak ada perubahan atau perubahan signifikan pada sinyal BOLD yang terjadi saat aktivitas listrik meningkat. Satu studi yang memetakan gelombang otak pasien epilepsi selama jangka waktu yang lama dalam upaya untuk mengidentifikasi daerah di otak yang memicu kejang menunjukkan hasil yang beragam.