Berkabung adalah keadaan berduka yang dialami banyak orang setelah kematian orang yang dicintai. Istilah ini juga digunakan untuk menggambarkan ritual budaya yang unik untuk menangani kesedihan semacam itu. Banyak budaya di seluruh dunia memiliki praktik berkabung yang sangat khas yang dimaksudkan untuk membantu orang memproses peran kematian dalam kehidupan mereka. Agama-agama tertentu juga memiliki tradisi berkabung yang kaku.
Manusia telah saling berkabung selama ribuan tahun. Bukti arkeologi menunjukkan bahwa bahkan hominid awal berduka ketika anggota keluarga atau komunitas meninggal, melakukan penguburan dan berbagai ritual yang dirancang untuk membantu masyarakat mengatasi kematian. Manusia purba saling mengubur dengan alat yang mereka pikir mungkin berguna, bersama dengan bunga, tekstil, dan benda lain, beberapa di antaranya telah terpelihara dengan sangat baik.
Sebagai aturan umum, diasumsikan bahwa seseorang yang berkabung berada dalam keadaan sangat sedih, bahkan ketika kematiannya diharapkan atau bahkan disambut. Banyak budaya memiliki aturan khusus untuk berurusan dengan orang yang berduka; aturan-aturan ini sering dirancang untuk memaafkan pelanggaran sosial oleh mereka yang berkabung, dan untuk menciptakan sikap komunitas yang menghormati dan mendukung mereka yang berkabung. Seringkali, seseorang yang berkabung mengidentifikasi dirinya dengan mengenakan warna-warna suram atau secara ritual memotong rambut atau pakaian.
Banyak antropolog sangat tertarik dengan cara berbagai budaya berduka atas kematian mereka, karena tradisi berkabung dapat memberikan informasi menarik tentang norma sosial dan keyakinan agama. Sejumlah penelitian telah diterbitkan tentang tradisi berkabung di seluruh dunia dan sepanjang sejarah, dari kemegahan dan upacara berkabung Victoria hingga ritual rumit yang mengelilingi kematian dalam keluarga tradisional Jepang.
Jika seseorang termasuk dalam kelompok agama, sosial, atau budaya yang memiliki aturan ketat tentang berkabung, aturan ini dapat mencakup berbagai topik, dari makanan yang boleh dimakan orang hingga boleh tidaknya pelayat memakai perhiasan. Aturan-aturan ini umumnya bervariasi, tergantung pada seberapa dekat seseorang dengan almarhum dan sudah berapa lama sejak kematiannya. Jika Anda tahu bahwa Anda akan mengunjungi seseorang yang sedang berkabung, Anda mungkin ingin meneliti tradisi budayanya sehingga Anda bisa bersikap sehormat mungkin.
Dalam masyarakat tanpa aturan kaku tentang berkabung dan pelayat, orang yang berkabung masih diperlakukan dengan hati-hati dan hormat. Banyak orang suka mengirim kartu atau bunga kepada pelayat untuk mengungkapkan kesedihan atas kehilangan mereka, dan orang sering didorong untuk berhati-hati tentang topik percakapan di sekitar pelayat, agar tidak menyegarkan kesedihan mereka.