Apa itu Distimia?

Distimia adalah suatu kondisi di mana seseorang menderita depresi tingkat rendah yang tak henti-hentinya. Antara tiga dan lima persen dari populasi Amerika Serikat menderita gangguan tersebut. Biasanya, seseorang yang didiagnosis dengan distimia telah mengalami perasaan depresi setidaknya selama dua tahun. Kadang-kadang, depresi telah terjadi selama dua puluh atau tiga puluh tahun sebelum seseorang berkonsultasi dengan dokter. Gejala dysthymia termasuk pesta makan, insomnia, penarikan, kelelahan, kurangnya harga diri, dan pesimisme yang ekstrim.

Pada 1980-an, penelitian intensif dilakukan untuk menentukan apakah distimia merupakan kondisi mental atau fisik. Setelah banyak perdebatan, diputuskan untuk menjadi keduanya karena campuran hormon, kadar serotonin, sistem kekebalan yang melemah, fungsi gelombang otak yang lebih rendah, dan kelainan pola tidur berkontribusi pada kondisi tersebut. Untuk alasan ini, sebagian besar dokter percaya bahwa psikoterapi dan obat-obatan diperlukan untuk pengobatan gangguan yang akurat.

Saat menderita distimia, sistem respons rasa takut seseorang beraksi tanpa alasan yang jelas. Hal ini menyebabkan kortisol dipompa melalui pembuluh darah dan adrenalin mengalir deras dari kelenjar dan menyebar ke seluruh tubuh. Akibatnya, pikiran menjadi waspada dan siap menghadapi serangan meskipun tidak ada ancaman. Studi menunjukkan bahwa kondisi ini dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap diabetes, penyakit jantung, dan osteoporosis. Distimia juga membuat seseorang lebih mau merokok dan minum banyak.

Setelah seseorang didiagnosis dengan distimia, antidepresan biasanya diresepkan. Statistik menunjukkan 62% pasien yang diresepkan antidepresan merasa “normal” lagi dalam waktu singkat, biasanya dalam dua bulan. Selain perawatan medis, seseorang yang menderita distimia harus mengunjungi psikiater yang berspesialisasi dalam kondisi tersebut secara teratur.

Untuk membantu mengatasi distimia, banyak pasien merasa terbantu untuk mendapatkan banyak udara segar dan sinar matahari. Dua puluh menit berjalan kaki di luar setiap hari bisa sangat bermanfaat. Diet yang tepat adalah rencana tindakan lain yang bermanfaat bagi mereka yang mengatasi distimia. Diet kaya makanan seperti cokelat, roti hangat, dan kentang dapat membantu mengatasi perasaan depresi karena membantu produksi serotonin secara alami.