Disleksia adalah gangguan belajar neurologis, yang ditandai dengan kesulitan membaca dan menguraikan informasi linguistik. Lebih dari 40 juta orang Amerika menderita disleksia, menjadikannya gangguan yang sangat luas. Hidup sebagai penderita disleksia bisa sangat membuat frustrasi, terutama sebelum disleksia didiagnosis, karena orang sering salah mengira gejala disleksia sebagai indikator kecerdasan yang kurang dari rata-rata. Faktanya, kebanyakan penderita disleksia memiliki kecerdasan di atas rata-rata dan hanya mengalami kesulitan dengan komunikasi tertulis.
Tampaknya ada hubungan genetik yang menyebabkan disleksia, meskipun orang tua disleksia tidak perlu khawatir bahwa mereka akan memiliki anak disleksia. Namun, banyak keluarga dengan riwayat ketidakmampuan belajar mungkin juga memiliki riwayat disleksia. Selain itu, telah dikemukakan bahwa masalah pendengaran pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan disleksia, karena kemampuan mendengar dan berkomunikasi melalui bahasa lisan merupakan blok bangunan penting untuk komunikasi tertulis yang sukses di kemudian hari.
Beberapa penderita disleksia juga menderita disgrafia, suatu kondisi di mana penderitanya mengalami kesulitan menulis yang ekstrem. Namun, sebagian besar hanya mengalami kesulitan mengeja, membedakan antara kata-kata yang mirip penampilan, dan memahami bahasa tertulis. Karena penderita disleksia sering mengalami kesulitan membaca, tulisan mereka mungkin juga kaku. Disleksia bisa datang dalam berbagai tingkat keparahan, dan jarang melumpuhkan selama ditangani oleh guru dan profesional medis.
Jika kondisi ini diketahui cukup dini, guru dapat menggunakan teknik pendidikan khusus untuk membantu individu dengan disleksia. Ini termasuk program pengajaran multisensor dengan penekanan kuat pada pembelajaran fonetik. Penderita disleksia muda dapat diajarkan untuk mengurai informasi dengan cara yang sama seperti orang dengan pola otak konvensional, dan bahkan siswa yang lebih tua mampu belajar membaca dan menulis secara efektif. Sebagian besar disleksia dapat diatasi dengan perhatian dan perhatian yang terfokus, dan penderita disleksia dapat berhasil di perguruan tinggi dengan bantuan tambahan, seperti lebih banyak waktu untuk mengikuti tes dan perangkat lunak dikte.
Seperti banyak gangguan belajar, disleksia tidak selalu negatif. Disleksia sering disertai dengan tingkat kreativitas yang tinggi dan pemikiran yang tidak konvensional. Selain itu, anak-anak disleksia telah terbukti memiliki lebih banyak empati dan kemampuan kerja sama yang lebih baik, mungkin disebabkan oleh pemahaman mereka tentang kesulitan yang mungkin dihadapi orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Banyak tokoh terkenal, termasuk Pablo Picasso, Thomas Edison, dan Leonardo Da Vinci, menderita disleksia. Karena pikiran disleksia bekerja secara berbeda dari pikiran konvensional, penderita disleksia sering kali memiliki wawasan yang menarik tentang pembelajaran dan masyarakat, dan banyak yang telah memberikan kontribusi budaya yang berharga.