Apa itu Dimer?

Dimer adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua monomer, atau subunit, yang secara struktural serupa. Dua molekul serupa terikat bersama membentuk dimer, sementara banyak molekul serupa yang terikat bersama akan membentuk polimer. Dimer biasanya disatukan oleh ikatan kovalen atau hidrogen. Mereka sering penting dalam bidang biokimia dan terutama kedokteran, di mana mereka terlibat dalam diagnosis penyakit tertentu.

Contoh dimer yang terbentuk melalui ikatan hidrogen adalah dimer air. Molekul air, yang terdiri dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen yang disusun dalam bentuk segitiga, adalah molekul polar — dengan kata lain, ada pemisahan muatan listrik di seluruh struktur molekulnya. Elektron, yang membawa muatan negatif, lebih terkonsentrasi di ujung oksigen molekul daripada di ujung hidrogen. Ini berarti bahwa ujung hidrogen membawa muatan positif, sedangkan ujung oksigen membawa muatan negatif. Dua molekul air terhubung melalui ikatan hidrogen ketika ujung hidrogen dari satu molekul tertarik ke ujung oksigen yang lain.

Asam karboksilat adalah jenis senyawa kimia lain yang cenderung membentuk dimer stabil melalui ikatan hidrogen. Asam organik ini mengandung satu atau lebih gugus karboksil, struktur molekul yang terdiri dari karbon, oksigen, dan hidrogen. Asam asetat, yang ditemukan dalam cuka, membentuk dimer dalam bentuk kristal dan gasnya. Asam karboksilat mendidih pada suhu yang lebih tinggi daripada air karena lebih banyak energi diperlukan untuk menguapkan strukturnya yang lebih kuat.

Asam dimer, molekul yang terkait dengan asam karboksilat, penting dalam aplikasi industri. Zat ini dibuat dari asam lemak dan dapat digunakan dalam perekat, resin, pelumas, dan bahan bakar minyak. Komponen utama asam dimer adalah asam stearat, yang merupakan molekul organik yang ditemukan dalam lemak nabati dan hewani dan juga dijual secara komersial untuk penggunaan laboratorium.

Dalam kedokteran, dimer adalah alat penting untuk mendiagnosis trombosis, suatu kondisi di mana bekuan darah di dalam vena menghalangi aliran peredaran darah. Gumpalan tersebut dibangun di atas dasar fragmen protein yang saling terkait, yang kemudian terdegradasi untuk mengungkapkan struktur dasar yang dikenal sebagai D-dimer. Peningkatan kadar D-dimer dalam aliran darah menunjukkan bahwa gumpalan sedang terbentuk, membuat kemungkinan diagnosis trombosis.

Keterkaitan antara unit struktural juga bisa menjadi masalah dalam asam deoksiribonukleat (DNA), molekul yang mengandung informasi genetik sel. DNA, yang terdiri dari subunit berulang, rentan terhadap kerusakan oleh sinar ultraviolet (UV). Paparan sinar UV dapat menyebabkan dua subunit DNA bergabung bersama melalui ikatan kovalen, menciptakan dimer. Fusi ini membuat sel tidak mungkin memproses DNA dengan benar, yang akhirnya mengakibatkan mutasi dan kondisi kulit termasuk melanoma, kanker kulit yang berbahaya.