Apa itu Digi-Necking?

Digi-necking adalah rubbernecking untuk era digital; alih-alih hanya memperlambat untuk melihat suatu kecelakaan, rubberneckers hari ini dapat memotretnya dengan kamera digital, ponsel, atau perangkat lain, sehingga memiliki memori untuk dibawa. Sama seperti rubbernecking, digi-necking bisa sangat berbahaya, dan juga dianggap tidak sopan di beberapa wilayah di dunia. Insinyur lalu lintas khususnya prihatin dengan evolusi ini dalam praktik rubbernecking yang telah berlangsung lama, karena dapat menyebabkan masalah dengan arus lalu lintas di sekitar kecelakaan.

Rubbernecking, tentu saja, adalah fenomena di mana orang yang lewat dan orang yang lewat melongo melihat lokasi kecelakaan. Untuk responden pertama, rubbernecking dapat berpotensi berbahaya dan menjengkelkan, karena mengganggu kemampuan mereka untuk menangani dan mengamankan tempat kejadian. Rubbernecking juga dapat menyebabkan kecelakaan, karena rubbernecker mungkin sangat terganggu oleh pemandangan yang mengerikan sehingga dia tidak menyadari bahwa mobil di depan telah berhenti, melambat, atau berubah posisi di jalan.

Ketika orang-orang terlibat dalam digi-necking, mereka mengeluarkan kamera untuk memotret lokasi kecelakaan. Meskipun keinginan untuk memotret pemandangan di luar minat yang tidak wajar mungkin diinginkan, waktu yang diperlukan untuk menyiapkan bingkai dan mengambil foto dapat membuat digi-necking lebih berbahaya daripada rubbernecking, dan juga dapat memperlambat arus lalu lintas di sekitar kecelakaan.

Orang bisa berargumen bahwa digi-necking berpotensi berguna, karena foto-foto itu bisa digunakan oleh perusahaan asuransi yang sedang berjuang. Namun, ketika responden pertama tiba di tempat kejadian, petugas polisi sering datang juga, dan mereka mengambil banyak foto untuk mendokumentasikan tempat kejadian; foto-foto ini jauh lebih berguna daripada foto yang diambil oleh orang yang tidak tahu cara memotret pemandangan kecelakaan dengan baik. Bagi para korban kecelakaan, digi-necking juga bisa menyinggung atau memalukan, terutama jika foto-fotonya nanti ada di Internet.

Beberapa penelitian yang dilakukan oleh insinyur lalu lintas dan psikolog menunjukkan bahwa berhenti di rubberneck bisa berbahaya. Berlama-lama di lokasi kecelakaan dapat memperlambat waktu respon otak terhadap rangsangan eksternal, yang dapat menimbulkan ancaman jika kondisi di jalan berubah secara tiba-tiba, dan juga mengganggu tujuan membersihkan jalan secepat mungkin sehingga dapat kembali berfungsi normal. Hal terbaik yang harus dilakukan ketika seseorang mendekati kecelakaan adalah untuk memperlambat dan mengikuti petunjuk dari petugas layanan darurat, tidak untuk memulai karir sebagai fotografer kecelakaan amatir.