Dialog argumentatif adalah jenis komunikasi verbal dimana dua atau lebih individu mencoba untuk mencapai konsensus melalui debat. Jenis dialog ini dapat berkisar pada satu topik tertentu atau beberapa topik yang berbeda. Meskipun biasanya penuh semangat dan hidup, dialog argumentatif biasanya cukup beradab dan sering kali berlangsung dalam lingkungan yang terstruktur dengan setiap peserta mematuhi seperangkat aturan umum.
Seringkali dianggap sebagai pertandingan tenis verbal, peserta dalam dialog argumentatif bergiliran bertukar tendangan dan menantang lawan dengan fakta dan proposisi untuk mendukung posisinya. Biasanya, pertandingan dimulai ketika satu lawan memberikan poin atau proposisi. Proposisi tersebut kemudian ditantang dengan tandingan, dan sebagai tanggapan, poin asli kemudian dimodifikasi atau didukung oleh dukungan faktual tambahan. Perdebatan berlanjut sampai para peserta mencapai konsensus, yang dapat berupa kesepakatan mengenai fakta atau pengakuan bahwa poin dan kontra adalah valid dan kesepakatan tidak dapat dicapai.
Jenis dialog khusus ini sering digunakan tidak hanya untuk persuasi tetapi juga untuk pendidikan. Misalnya, seorang guru mungkin menggunakan jenis jawaban ini untuk menginstruksikan siswanya dan mengarahkan mereka ke kesimpulan tertentu. Guru dapat meminta siswa untuk mengemukakan pendapat tentang masalah tertentu dan kemudian akan menantang pendapat itu, membujuk siswa untuk memeriksa kembali pandangannya sampai dia mencapai kesimpulan yang tepat. Metode pengajaran ini, yang sering digunakan di perguruan tinggi dan tingkat pendidikan pascasarjana, kadang-kadang disebut sebagai metode Socrates setelah filsuf terkenal Socrates, yang sering menginstruksikan murid-muridnya menggunakan dialog argumentatif.
Salah satu forum yang paling umum dikenal untuk dialog argumentatif adalah debat politik. Selama debat politik, kandidat menyatakan pandangan dan pendapat mereka, yang kemudian biasanya ditentang oleh lawan mereka. Perdebatan, meskipun seringkali cukup panas, umumnya dilakukan dengan cara yang beradab, dengan moderator memastikan bahwa setiap kandidat diberikan waktu terbatas untuk mengemukakan poin dan tandingannya. Dalam forum jenis ini, dialog mencakup beberapa topik utama daripada satu masalah utama. Tujuan dari jenis dialog argumentatif ini bukan untuk mencapai konsensus, melainkan untuk membujuk pemilih agar mendukung satu kandidat atau kandidat lainnya.
Selain edukasi dan persuasi, dialog argumentatif juga bisa menjadi sumber hiburan. Sebagai contoh, banyak sekolah memiliki tim debat yang menyelenggarakan pertandingan di mana individu atau tim terlibat dalam dialog yang hidup untuk memperdebatkan masalah tertentu. Tujuan dari kontes ini tidak hanya untuk mengasah keterampilan yang mungkin ingin digunakan siswa dalam karir masa depan tetapi juga untuk menghibur dan menginformasikan penonton saat mereka menonton debat dinamis antara kontestan.