Apa itu Diagram Afinitas?

Diagram afinitas adalah metode untuk mengatur ide, data, dan konsep dengan cara yang berarti untuk membantu orang memprosesnya. Dalam kerja kelompok, diagram afinitas dapat menjadi penting untuk meminta masukan dari semua anggota kelompok dan mengatur informasi dengan cara yang produktif dan bermanfaat. Metode ini dapat berguna dalam bisnis maupun ketika orang bersiap untuk menulis makalah penelitian, merancang eksperimen ilmiah, dan terlibat dalam aktivitas lain.

Seorang antropolog Jepang, Kawakita Jiro, pertama kali mengembangkan diagram afinitas, dan beberapa orang menyebut teknik ini sebagai metode KJ, yang merujuk padanya. Langkah pertama adalah menuliskan konsep pada kartu catatan, atau untuk orang yang membuat diagram afinitas di komputer, menggunakan program yang mampu menghasilkan catatan tempel atau ubin yang dapat dipindahkan untuk merekam informasi. Dalam kelompok, orang tidak boleh berbicara selama proses ini.

Orang-orang mulai dengan prompt sehingga mereka tahu jenis informasi apa yang harus mereka pikirkan. Misalnya, perusahaan periklanan mungkin meminta anggota tim untuk memikirkan kampanye iklan baru untuk perusahaan mobil. Anggota tim akan mencatat pemikiran tentang citra dan merek perusahaan saat ini, jajaran produk, dan topik lain apa pun yang muncul di benak.

Setelah setumpuk kartu dengan ide-ide di dalamnya tersedia, orang-orang dapat mulai menautkan suka dengan suka untuk membuat diagram afinitas. Dalam kelompok, orang tidak berbicara selama proses ini, dan memindahkan kartu atau catatan secara diam-diam untuk membuat serangkaian kelompok terkait. Dalam kasus di mana informasi tampaknya termasuk dalam beberapa cluster, salinan kedua dari kartu asli dapat dibuat agar sesuai dengan cluster baru. Setiap grup item terkait dapat memiliki header untuk meringkas konten, dan hasil akhirnya akan menjadi serangkaian item yang dikelompokkan.

Kelompok dapat menggunakan diagram afinitas untuk membagi tugas, menugaskan setiap kelompok kartu ke komite sehingga mereka dapat bekerja dengan mereka. Ketika individu menggunakan diagram afinitas, cluster dapat membantu mereka mengatur pemikiran mereka dan mengembangkan rencana untuk bergerak maju dengan sebuah proyek. Mereka dapat mengurutkan kelompok berdasarkan prioritas atau waktu; dalam eksperimen, misalnya, kartu yang berkaitan dengan cara mengevaluasi hasil secara objektif akan berada di akhir, sedangkan kartu pada desain eksperimen didahulukan, karena peneliti perlu membuat rencana untuk memulai eksperimen.

Ini juga dapat berguna untuk tugas-tugas seperti pemrosesan data, di mana data mentah mungkin berlebihan dan dapat lebih mudah dicerna ketika dipecah menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Diagram afinitas akan memungkinkan orang untuk mengidentifikasi pola dan bidang minat yang mungkin tidak terlihat.