Detektor gas amonia umumnya digunakan untuk mengetahui keberadaan amonia di daerah yang dapat mengandung kadar amonia yang tinggi di udara. Area di mana detektor gas amonia umumnya berguna termasuk ruang penyimpanan kedap udara, ruang mesin, dan pabrik kimia. Amoniak merupakan jenis gas yang tidak berwarna dan memiliki bau yang menyengat. Gas tersebut bereaksi ketika bercampur dengan air dan berpotensi menyebabkan kerusakan pada mata, kulit, dan sistem pernapasan. Ini lebih ringan dari udara dan umumnya mudah terbakar.
Batas ambang untuk penyimpanan amonia telah ditetapkan menjadi sekitar 10,000 pon (sekitar 4,535 kilogram) untuk jenis anhidrat dan 20,000 pon (sekitar 9,071 kilogram) untuk jenis hidroksida. Setelah ambang batas ini terlampaui, fasilitas tersebut diharuskan mematuhi beberapa peraturan, seperti memasang detektor gas amonia di area tersebut. Perusahaan-perusahaan ini juga perlu mengikuti prosedur pengendalian sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang termasuk menyediakan asuransi bagi personelnya.
Ada berbagai jenis detektor gas amonia yang digunakan di berbagai industri. Salah satu detektor gas amonia yang paling umum digunakan di ruang penyimpanan adalah detektor kebocoran gas ultraviolet. Dengan menggunakan sinar ultraviolet (UV) yang dilewatkan pada sampel udara, dapat mendeteksi keberadaan amonia. Detektor gas amonia lain yang banyak digunakan adalah detektor gas amonia elektrokimia. Yang satu ini menggunakan cairan elektrolit dengan membran penyerap untuk mendeteksi amonia di udara. Kebanyakan detektor gas amonia dilengkapi dengan sistem alarm yang terdiri dari bel, dialer telepon, dan katup.
Jenis lain termasuk semi-konduktor dan detektor solid state. Detektor gas amonia semi-konduktor sering digunakan untuk mendeteksi kadar amonia serendah 50 bagian per juta (ppm) baik di luar ruangan atau di ruang mesin. Sensor solid state adalah detektor lain yang sering disukai oleh banyak fasilitas karena umurnya yang panjang, biaya murah, dan keandalan yang sangat baik. Ini juga dapat digunakan dalam mendeteksi gas lain seperti karbon monoksida, propana, dan metana.
Monitor detektor gas amonia biasanya ditempatkan di area tertentu seperti di dekat ruang penyimpanan, rak pemuatan, area injeksi, dan tempat lain di mana peralatan untuk penanganan cairan amonia biasanya ditempatkan. Daerah-daerah ini sering dianggap berisiko tinggi untuk kebocoran amonia. Karena gas amonia lebih ringan dari udara, kebanyakan detektor gas amonia ditempatkan di dekat zona pernapasan. Jarak sensor ditentukan oleh bahaya dan risiko spesifik yang dihadapi personel.