Apa itu Detasemen Vitreous Posterior?

Detasemen vitreus posterior (PVD) adalah kondisi mata yang umum di mana materi seperti jeli di mata, yang disebut gel vitreous, atau humor vitreous, menyusut dan terlepas dari retina di bagian belakang mata, meninggalkan satu atau lebih ruang. Dalam kebanyakan kasus, gangguan ini tidak serius dan tidak menyebabkan kehilangan penglihatan yang berarti. Masalah mata yang berhubungan dengan PVD umumnya terjadi pada individu di atas usia 65 tahun.

Penyebab ablasio vitreous posterior berhubungan dengan perubahan gel vitreous yang terjadi pada individu yang lebih tua. Pada orang muda, gel ini biasanya mengisi bagian tengah mata, menekan retina di bagian belakang mata, dan membantu menjaganya tetap pada tempatnya. Seiring bertambahnya usia, konsistensi gel cenderung berubah, menjadi kurang kental. Pada saat yang sama, massa gel cenderung sedikit berkurang, sehingga tidak lagi sepenuhnya mengisi ruang yang digunakannya. Akibatnya, massa gel dapat menarik diri dari retina di satu atau lebih lokasi, meninggalkan ruang di bagian belakang mata.

Pada sebagian besar ablasio vitreus posterior, retina tidak rusak dan individu mempertahankan penglihatan normal. Gejala paling umum dari pelepasan vitreous posterior adalah floaters vitreous, yang merupakan partikel kecil dari bahan berpigmen yang telah terlepas dari retina ke dalam gel vitreous. Floaters ini biasanya dialami sebagai titik atau garis kecil di bidang penglihatan pasien. Mereka mungkin mengganggu, tetapi umumnya tidak menyebabkan gangguan penglihatan yang signifikan. Floater vitreous biasanya menghilang, atau setidaknya menjadi kurang terlihat, selama beberapa minggu, atau beberapa bulan.

Dalam beberapa kasus, kondisi mata yang lebih serius dapat dialami sebagai komplikasi dari pelepasan vitreus posterior. Saat gel vitreous terlepas dari retina, ia dapat merobek jaringan retina, atau bahkan menyebabkan retina itu sendiri terlepas dari bagian belakang mata. Komplikasi seperti itu, terutama jika disertai dengan pendarahan di mata, dapat menyebabkan penyakit mata yang parah, dan dalam kasus yang jarang terjadi bahkan kebutaan.

Robekan retina dapat diperbaiki dengan menggunakan operasi laser mata. Bila pelepasan vitreous posterior telah menyebabkan pelepasan retina, pasien mungkin memerlukan operasi untuk mengeluarkan gel vitreous dari mata dan menggantinya dengan menyuntikkan cairan khusus ke dalam mata. Cairan ini menggantikan gel vitreous dan menekan retina kembali ke tempatnya.