Desain arsitektur mengacu pada desain aktual dan tata letak ruang. Arsitektur mencakup banyak elemen berbeda termasuk konstruksi, desain, dan manipulasi cahaya yang berkaitan dengan bayangan. Sepanjang sejarah, arsitek telah menemukan cara untuk menciptakan ruang fungsional dan praktis menggunakan bahan apa pun yang tersedia.
Awalnya, arsitektur muncul dari kebutuhan. Karena budaya kuno membutuhkan cara untuk menyembah dewa agama yang dihormati, arsitektur Mesir dan Mesopotamia awal secara langsung mencerminkan hubungan antara manusia dan agama kuno. Sebagian besar bangunan yang dibangun pada masa pemerintahan kekaisaran ini dimaksudkan untuk memberi penghormatan kepada surga. Sementara “arsitek” seperti yang kita kenal tidak ada selama pembangunan gedung-gedung ini, ide di balik penciptaan ruang yang mengesankan dan fungsional hadir.
Tidak seperti arsitektur Mesir dan Mesopotamia, arsitektur Persia dirancang semata-mata untuk menampilkan kekayaan negara. Bagi orang Persia kuno, menciptakan bangunan yang membuat tamu terkesan adalah penting. Sekali lagi, melalui kebutuhan akan tempat tinggal, orang Persia kuno sebagian besar berkontribusi pada desain dan arsitektur perkotaan dengan membangun kota-kota besar. Setelah orang Yunani dan Romawi berkuasa, desain arsitektur bergeser dari konsentrasi religius atau pragmatis ke desain berdasarkan kepentingan sipil.
Karena kontribusi Yunani dan Romawi, arsitektur mulai mengambil bentuk dan bentuk baru. Bangunan yang dibangun selama zaman Yunani dan Romawi sangat besar, mengesankan, dan hampir setiap struktur menguji batas-batas arsitektur seperti yang diketahui dunia. Saat ini, desain arsitektur sering didasarkan pada perhatian modern seperti lingkungan.
Istilah arsitektur yang berkaitan dengan dunia kita saat ini mencakup banyak bidang khusus yang berbeda. Arsitek profesional saat ini berkonsentrasi pada jenis arsitektur tertentu, bukan arsitektur secara keseluruhan. Arsitek lansekap hanya mendesain lanskap, sedangkan arsitek gereja hanya mengerjakan struktur keagamaan. Ini tidak terjadi pada zaman Romawi kuno, Yunani, Mesir, atau Mesopotamia ketika semua perancang bangunan menciptakan jenis struktur apa pun, tidak peduli apa tujuan sebenarnya dari struktur itu.
Arsitek masa kini harus mempertimbangkan bentuk, tekstur, struktur, ruang, massa, bahan, dan biaya sebelum merancang bangunan atau ruang apa pun. Oleh karena itu, seorang arsitek harus memiliki pemahaman yang baik tentang matematika, teknik, dan sains. Inilah mengapa sebagian besar arsitek menghabiskan bertahun-tahun bekerja di bidang arsitektur sebelum bekerja sebagai kontraktor independen.
Calon arsitek harus mempertimbangkan untuk mendaftar di program sarjana empat tahun, diikuti oleh program pascasarjana yang secara khusus berfokus pada arsitektur. Melalui pendidikan dan pengalaman kerja yang tepat, karir dalam desain arsitektur dapat dicapai. Dari arsitektur perumahan hingga arsitektur industri, desain arsitektur telah berkembang pesat selama berabad-abad.