Apa itu Derivatif Inflasi?

Derivatif inflasi adalah jenis asuransi yang digunakan untuk melindungi dari dampak inflasi terhadap nilai investasi. Jenis derivatif inflasi yang paling umum disebut credit swap. Ini terjadi ketika satu pihak bertukar arus kas dengan pihak lain. Aliran arus kas penjual terhubung ke indeks inflasi dan ketika indeks inflasi naik, pembeli menerima pengembalian. Pengembalian ini mengkompensasi dia untuk kehilangan nilai dari investasi lain.

Untuk benar-benar memahami turunan inflasi dan bagaimana mereka membantu investor mengelola risiko, penting untuk memahami apa itu inflasi, atau yang lebih penting, bagaimana hal itu memengaruhi nilai mata uang dan aset investasi. Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa dari waktu ke waktu. Sebagian besar negara menargetkan tingkat inflasi antara 2 dan 3 persen. Biasanya diukur setiap tahun. Ketika harga naik, nilai mata uang turun. Akibatnya, konsumen harus membayar jumlah yang sama untuk jumlah barang atau jasa yang lebih kecil.

Ada tiga jenis utama inflasi: deflasi, hiperinflasi, dan stagflasi. Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Hiperinflasi adalah pertumbuhan eksponensial inflasi dari waktu ke waktu. Stagflasi adalah campuran dari pengangguran yang tinggi, resesi ekonomi, dan inflasi. Masalah yang paling parah muncul ketika inflasi tidak terduga dan pasar bereaksi dengan ketidakpastian tentang arah masa depan ekonomi.

Salah satu cara konsumen melawan inflasi adalah melalui kontrak upah. Sayangnya, kontrak upah hanya dapat membantu melindungi efek inflasi pada rekening bank konsumen. Derivatif inflasi digunakan untuk membantu mengelola dan mengurangi risiko dalam portofolio investasi.

Derivatif inflasi dimulai di Inggris pada awal 1990-an. Sejak saat itu, pasar untuk berbagai jenis turunan inflasi telah berkembang di berbagai negara dan industri. Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah ukuran inflasi yang paling umum digunakan setiap tahun. Jenis lain dari indeks inflasi internasional adalah IHK Prancis, Zona Euro, IHK AS, dan UKRPI.

Investor lebih suka membeli asuransi terhadap inflasi melalui derivatif karena mereka membutuhkan modal awal yang lebih sedikit daripada obligasi berindeks inflasi tradisional. Investor dalam derivatif inflasi harus membayar premi kecil kepada penjual untuk pertanggungan. Transaksi ini sangat mirip dengan membayar asuransi mobil, kecuali obligasi yang dilindungi inflasi membutuhkan nilai investasi awal penuh. Dalam kebanyakan kasus, ini setidaknya $1,000 Dolar AS (USD). Derivatif inflasi juga cenderung kurang likuid dibandingkan obligasi berindeks inflasi, yang membuatnya kurang berisiko secara keseluruhan.