Apa itu Deregulasi Maskapai?

Airline deregulation refers to government ceding control over certain aspects of the air industry to the airline corporations. The United States was one of the first countries to officially deregulate airlines through the Airline Deregulation Act of 1978. The European Union as well as many other governments have followed suit, leading to an increase of free market business strategies throughout the industry of the skies.

Penggunaan awal teknologi pesawat diarahkan pada transportasi barang dan persenjataan daripada transportasi penumpang. Di Amerika Serikat khususnya, pesawat pertama kali digunakan secara luas sebagai unit transportasi pembawa surat, bukan untuk penerbangan komersial. Karena layanan surat adalah industri federal, pada awalnya masuk akal untuk menjaga pesawat tetap di bawah peraturan federal. Dengan kedatangan pesawat jet pada pertengahan abad ke-20, fokus perusahaan penerbangan besar beralih ke penerbangan penumpang, yang menyebabkan tekanan serius pada lembaga pemerintah yang dimaksudkan untuk mengawasi industri ini.

Deregulasi maskapai di bawah Undang-Undang 1978 mengizinkan maskapai komersial untuk menentukan tarif, tujuan, dan rute mereka sendiri. Di sebagian besar negara yang telah menerapkan beberapa bentuk deregulasi maskapai penerbangan, hasilnya adalah penurunan tarif penumpang yang signifikan karena maskapai kini harus bersaing untuk bisnis. Di bawah banyak undang-undang peraturan, maskapai penerbangan diberikan rute tertentu dan harus mengikuti panduan harga pemerintah. Deregulasi memungkinkan maskapai penerbangan untuk mengkhususkan dan menyesuaikan model bisnis dan layanan mereka untuk menciptakan sistem pasar bebas.

Di Uni Eropa, deregulasi maskapai secara resmi dimulai pada akhir 1990-an. Proses deregulasi maskapai penerbangan telah menemui beberapa komplikasi di negara-negara Eropa, karena banyak maskapai unggulan yang dikelola pemerintah, seperti Air France, yang menerima subsidi pembayar pajak dan dianggap sebagai maskapai resmi negara tersebut. Banyak dari maskapai “pembawa bendera” ini telah gulung tikar sejak kebijakan deregulasi menjadi standar, karena mereka membebankan biaya yang jauh lebih tinggi dan gagal membuat kemitraan internasional yang membuka pasar baru di seluruh dunia.

Salah satu hasil terpenting dari deregulasi maskapai penerbangan adalah penciptaan maskapai penerbangan murah. Perusahaan rintisan ini memangkas penawaran layanan pelanggan biasa, seperti makanan gratis dan ruang tunggu penumpang, untuk menawarkan tarif yang lebih murah. Dengan memanfaatkan bandara yang lebih kecil, memperketat anggaran operasional, dan mengurangi layanan ekstra, maskapai penerbangan hemat telah melihat kesuksesan besar di seluruh dunia.

Kekhawatiran besar dengan deregulasi maskapai, terutama setelah maskapai anggaran yang sangat populer, adalah perlakuan buruk terhadap penumpang. Cerita mimpi buruk tentang penumpang yang terjebak di pesawat di landasan pacu selama beberapa jam atau bahkan semalam membuat banyak orang percaya bahwa beberapa peraturan pemerintah diperlukan untuk melindungi hak penumpang dalam penerbangan. Karena kepentingan pemerintah sering meluas hanya sejauh menegakkan keselamatan pesawat, penumpang biasanya dibiarkan tanpa jalan hukum untuk menuntut maskapai atas perlakuan buruk. Pada abad ke-21, hak penumpang telah menjadi topik hangat dalam industri ini.