Apa itu Deprivasi Sensorik?

Deprivasi sensorik adalah penghilangan rangsangan yang disengaja yang mempengaruhi satu atau semua panca indera manusia. Sering digunakan dalam pengobatan alternatif sebagai bentuk relaksasi dan meditasi, praktik ini juga digunakan sebagai bentuk interogasi dan penyiksaan. Deprivasi sensorik dan efeknya telah dipelajari dan diperdebatkan oleh banyak ilmuwan, tetapi belum ada manfaat medis atau ilmiah yang dikonfirmasi. Dalam bentuknya yang paling sederhana, mungkin hanya mengikat penutup mata di atas mata seseorang, membuat indera penglihatan menjadi tidak berguna. Namun, sebagai bentuk relaksasi, meditasi, atau bahkan doa, penurunan sensori biasanya terjadi di tangki isolasi.

Tangki isolasi, atau Tangki Terapi Stimuli Lingkungan Terbatas (REST), ditemukan oleh John Lilly pada tahun 1954 sebagai cara untuk menguji efek dari kekurangan sensorik. Di dalam tangki isolasi, seseorang mengapung di air asin yang suhunya sama dengan kulit untuk menghilangkan rasa panas atau dingin pada kulit. Tangki biasanya tanpa cahaya, mengurangi indera penglihatan, dan seringkali juga kedap suara. Indera penciuman sering dikurangi tangki isolasi dengan menghilangkan penggunaan bahan kimia dengan bau, seperti klorin, untuk mengolah air.

Kamar tipe serupa juga digunakan dalam deprivasi sensorik untuk meditasi dan penyembuhan alternatif. Ruangan seperti itu dapat menghilangkan penglihatan, suara, dan bau. Waktu yang dihabiskan di tangki atau ruangan seperti ini dapat berlangsung hingga satu jam dalam sesi biasa.

Banyak ilmuwan memperdebatkan apakah deprivasi sensorik dapat membuat seseorang rileks hingga mencapai hasil yang sama seperti hipnosis. Namun, diyakini bahwa waktu yang lama dapat menyebabkan depresi, halusinasi, dan kecemasan yang parah. Efek-efek inilah yang merupakan deprivasi sensorik sebagai bentuk penyiksaan, meskipun tidak dibenarkan oleh pemerintah beradab mana pun.