Apa itu Demensia Tubuh Lewy?

Demensia tubuh Lewy adalah salah satu jenis demensia, atau gangguan kognitif yang didapat pada masa dewasa, yang ditandai dengan adanya gumpalan protein di neuron atau sel saraf, yang disebut badan Lewy. Ciri fisik penyakit ini dinamai ahli saraf Frederic Lewy, yang mengidentifikasinya pada awal abad ke-20. Tubuh Lewy hanya dapat dideteksi dalam biopsi otak post-mortem, meskipun demensia tubuh Lewy dapat didiagnosis berdasarkan gejalanya. Jenis demensia ini diteorikan sebagai bentuk paling umum kedua pada orang tua, setelah sindrom Alzheimer. Penyebab penyakit ini tidak diketahui, tetapi diyakini memiliki komponen genetik.

Selain hilangnya fungsi kognitif, demensia tubuh Lewy menyebabkan gejala motorik yang mirip dengan penyakit Parkinson. Karena penyakit Parkinson juga dapat menyebabkan demensia, diagnosis yang akurat dapat menjadi rumit. Demensia tubuh Lewy biasanya didiagnosis ketika timbulnya demensia cepat dan bertepatan dengan timbulnya gejala motorik. Demensia terkait penyakit Parkinson lebih sering muncul setidaknya satu tahun setelah timbulnya gejala motorik.

Ada tiga gejala utama demensia tubuh Lewy. Yang pertama adalah kognisi variabel, dengan kewaspadaan dan kejernihan mental pasien datang dan pergi. Gejala kedua adalah halusinasi visual, sering pada hewan atau manusia. Ketiga adalah disfungsi motorik, mirip dengan yang terlihat pada Parkinson. Gejala motorik dapat berupa gerakan kaku dan menyeret, ekspresi wajah berkurang, dan volume bicara, air liur, dan masalah menelan.

Tidak ada obat untuk demensia tubuh Lewy, tetapi dapat dikelola melalui pengobatan dan perawatan. Perawatan farmasi harus menyeimbangkan antara obat yang digunakan, karena obat yang digunakan untuk mengatasi masalah fungsi motorik dapat memperburuk masalah kognitif, dan sebaliknya. Donepezil sering digunakan untuk mengobati gejala kognitif penyakit, sedangkan kombinasi carbidopa dan levodopa dapat mengatasi gangguan fungsi motorik. Pasien dengan demensia tubuh Lewy sangat sensitif terhadap obat antipsikotik, seperti haloperidol dan thioridazine, yang dapat menyebabkan koma dan mengancam nyawa pasien.

Pengasuhan penting karena pasien akhirnya menjadi tidak mampu merawat diri sendiri. Penting untuk memantau pasien untuk tanda-tanda cedera dan penyakit, karena ia mungkin mengalami kesulitan berkomunikasi tentang mereka. Selain memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari pasien, pengobatan dapat mencakup penyederhanaan lingkungan dan aktivitas pasien, dan mendorong olahraga teratur.