Cymbopogon adalah sekelompok spesies rumput, sebagian besar asli iklim tropis dan sub-tropis termasuk Afrika, Cina, India, Amerika Selatan dan Australasia. Banyak spesies tumbuh dengan cepat di habitat aslinya. Mereka juga dibudidayakan secara komersial. Jenis rumput yang termasuk dalam genus cymbopogon memiliki berbagai kegunaan, antara lain sebagai bahan tambahan kuliner, minyak atsiri, dan bahan jerami.
Cymbopogon excavatus umumnya dikenal sebagai rumput terpentin. Spesies ini berasal dari Afrika dan tumbuh di tussocks yang kuat. Excavatus umumnya tidak enak karena minyaknya, yang membuat rumput memiliki rasa terpentin yang kuat dan tidak enak. Hewan penggembalaan hanya akan memakan rumput jenis ini jika tidak ada makanan lain yang tersedia. Excavatus sering digunakan sebagai bahan jerami atau sebagai lapisan keranjang untuk mencegah hewan pengerat.
C. nardus adalah spesies lain yang tidak dapat dimakan. Ini dipanen untuk minyak esensial yang dikandungnya. Spesies ini tumbuh subur di banyak daerah dan sering dianggap sebagai spesies invasif di alam liar. C. nardus dapat menimbulkan ancaman ekonomi bagi peternak dengan hewan penggembalaan seperti sapi. Banyaknya rumput yang tidak dapat dimakan dapat membuat lahan penggembalaan menjadi tidak berguna, karena hewan tidak akan memakannya dan akan kelaparan jika tidak diberikan penggembalaan alternatif.
Cymbopogon citratus merupakan salah satu varietas serai yang digunakan sebagai bumbu atau penyedap rasa. Hal ini juga digunakan untuk mengekstrak citral atau serai untuk digunakan sebagai pengusir serangga. Sereh dapat digunakan sebagai pengusir serangga topikal tetapi juga digunakan sebagai penolak dalam bentuk lilin atau dupa.
Banyak varietas cymbopogon yang diduga mengandung beragam manfaat kesehatan. Selama ribuan tahun, dukun telah menggunakan serai sebagai pereda nyeri dan sebagai teh untuk meredakan kram perut dan penyakit pencernaan termasuk muntah dan diare. Serai juga memiliki sifat antibakteri, dapat digunakan sebagai pelemas untuk gangguan saraf atau untuk menurunkan demam dan dapat membantu memberikan warna kulit yang bersih dan tidak bercacat.
Para ilmuwan di Universitas Ben Gurion di Israel telah melakukan penelitian tentang penggunaan serai dalam memerangi kanker. Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa 1 gram serai yang direbus dalam air panas dan dikonsumsi sebagai teh dapat menyebabkan sel kanker mati sementara sel normal tidak terluka. Beberapa dokter menyarankan pasien kanker untuk minum teh serai serta melanjutkan pengobatan standar mereka. Penelitian lebih konklusif diperlukan pada efek serai pada sel kanker.