Apa itu Cuti Ayah Angkatan Darat?

Cuti paternitas tentara adalah kebijakan yang memberikan hak kepada seorang tentara untuk mengambil cuti dari tugas militernya untuk menjadi ayah bagi anaknya yang baru lahir. Di AS, kebijakan tersebut disetujui pada 14 Oktober 2008 oleh Presiden George W. Bush. Cuti ayah ini secara khusus ditawarkan hanya untuk mereka yang berada di Angkatan Darat dan tidak berlaku untuk cabang militer lainnya.

Penerapan cuti paternitas Angkatan Darat dapat berbeda-beda di setiap negara. Di AS, cuti hanya dapat diberikan kepada tentara yang sudah menikah. Di Inggris, cuti paternitas lebih ringan dan mengizinkan tentara yang belum menikah untuk cuti sendiri. Kebijakan ini biasanya berlaku untuk kelahiran tunggal atau ganda seperti pada kembar dan kembar empat. Untuk anak angkat yang baru lahir, Angkatan Darat biasanya menerapkan kebijakan tersendiri.

Cuti ayah Angkatan Darat AS tidak dikenakan biaya, artinya tentara tidak harus membayar untuk diberikan cuti. Di beberapa negara lain, cuti tersebut bahkan dapat berupa cuti paternitas berbayar, sehingga tentara tersebut tetap menerima gaji tetapnya bahkan ketika tidak bertugas aktif. Sepuluh hari cuti diberikan kepada seorang tentara AS, yang hanya dapat menggunakan periode yang diizinkan secara berurutan. Artinya 10 hari itu tidak bisa dipisahkan. Misalnya, seorang prajurit tidak dapat menggunakan hanya lima hari untuk satu periode dan menggunakan lima hari lainnya untuk periode yang terpisah.

Setelah kembali ke pangkalannya, prajurit itu memiliki waktu maksimum 60 hari untuk mengambil cuti, atau dia kehilangan hak istimewanya. Dalam beberapa kasus ketika cuti tahunan tumpang tindih dengan waktu kelahiran anaknya, tentara tersebut dapat meminta cuti ayah untuk dikembalikan ke “akun cuti” mereka. Menurut kebijakan AS, cuti harus digunakan dalam waktu 45 hari setelah kelahiran anak. Ini memberi tentara cukup waktu untuk memproses dokumen yang diperlukan dan memberi tahu komandannya dan otoritas terkait.

Memberikan seorang prajurit cuti paternitas Angkatan Darat mendorongnya untuk tetap memainkan peran seorang ayah bahkan ketika melayani negaranya di tempat yang jauh. Kebijakan tersebut, di satu sisi, juga membantu istri tentara untuk mengatasi tanggung jawab mendadak menjadi seorang ibu. Secara tidak langsung, cuti ayah Angkatan Darat juga mempromosikan penciptaan hubungan anak-orang tua.