Pembuat film menggunakan sejumlah teknik pengeditan untuk memadatkan waktu atau memberikan jeda visual bagi penonton. Salah satu teknik pengeditan populer dikenal sebagai cutaway, terutama karena memotong dari tindakan utama untuk waktu yang singkat. Cutaway shot belum tentu sama dengan flashback atau flash forward, di mana timeline film digeser ke belakang atau ke depan. Tembakan cutaway yang khas biasanya terjadi pada saat yang sama dengan urutan aksi utama, menunjukkan kepada penonton titik plot lain yang terjadi secara bersamaan.
Selama adegan kejar-kejaran dalam film aksi/petualangan, misalnya, sutradara dapat mengatur aksi dengan menunjukkan dua mobil yang sedang mengejar satu sama lain. Setelah beberapa menit berlalu, adegan itu mungkin tiba-tiba berubah menjadi foto anak-anak yang bersiap untuk menyeberang jalan yang sibuk. Adegan kemudian kembali ke kejar-kejaran mobil, tapi penonton sekarang tahu potensi bencana sekarang ada. Tujuan dari bidikan cutaway singkat adalah untuk menciptakan ketegangan saat kedua mobil berpacu menuju persimpangan sibuk yang sama. Karena sutradara memilih untuk memotong dari aksi utama, penonton mendapat rasa antisipasi yang tinggi.
Bidikan cutaway juga dapat digunakan untuk menggabungkan dua garis plot yang terpisah bersama-sama tanpa mengambil terlalu banyak fokus dari adegan utama. Untuk menciptakan rasa bosan selama adegan kuliah di kelas, mungkin ada beberapa pemotongan singkat pada jam yang bergerak maju beberapa jam. Jika telepon tidak dijawab selama adegan penyanderaan, cuplikan singkat dapat menunjukkan penelepon mendengarkan telepon selulernya dan menutup telepon. Banyak film aksi menampilkan cutaways di mana petugas penegak hukum mengelilingi sebuah gedung atau penembak jitu mengambil posisinya. Karakter dalam urutan utama mungkin tidak menyadari perkembangan ini, tetapi penonton mengetahuinya.
Hampir semua bidikan cutaway relatif singkat, karena hanya dimaksudkan untuk memberikan satu atau dua cuplikan informasi tambahan kepada penonton. Menonton urutan kejar-kejaran yang panjang atau monolog yang panjang tanpa jeda visual dapat dengan mudah menjadi monoton bagi rata-rata penonton film atau televisi. Melalui penggunaan cutaway yang bijaksana, sutradara dapat terus menyajikan alur cerita utama sambil secara bersamaan mengontrol informasi tambahan apa yang diterima penonton.
Sutradara suspense terkenal Alfred Hitchcock pernah menjelaskan kekuatan bidikan cutaway dengan menggambarkan adegan antara dua aktor. Jika kedua aktor diperlihatkan melakukan percakapan normal di sebuah meja dan kemudian sebuah bom meledak, penonton menerima kejutan sepuluh detik. Namun, jika kamera memotong bom di bawah meja terlebih dahulu, seluruh pemandangan menjadi jauh lebih menegangkan, karena penonton sekarang menyadari ledakan yang akan datang. Inilah salah satu alasan mengapa banyak sutradara film dan televisi menggunakan bidikan cutaway untuk membantu proses penceritaan.