Dalam sastra, cerita dalam cerita adalah teknik yang digunakan untuk menyajikan cerita yang diceritakan dalam aksi atau plot cerita lain. Teknik ini kadang-kadang dikenal sebagai cerita berbingkai, dan ini berfungsi untuk membantu memberikan konteks pada satu atau lebih cerita atau karakter yang disajikan. Cerita dalam sebuah cerita umum dalam novel, cerita pendek, dan memoar, dan tekniknya tidak terbatas pada buku tertulis; banyak film dan acara televisi juga menggunakan teknik cerita berbingkai.
Dua contoh paling terkenal dari sebuah cerita dalam sebuah cerita adalah “Rip Van Winkle” karya Washington Irving dan “The Legend of Sleepy Hollow.” Kedua cerita ini dituturkan oleh seorang narator yang berada di luar peristiwa-peristiwa dalam cerita, atau cerita di dalam sebuah cerita. Narator, dengan kata lain, hidup di luar aksi cerita, tetapi melibatkan pembaca dalam cerita awal pada waktu dan tempatnya sendiri. Setelah narasi berlangsung, narator membawa pembaca ke dalam cerita kedua, yaitu Rip Van Winkle atau peristiwa yang terjadi di Sleepy Hollow.
Teknik ini dapat tumpang tindih berkali-kali dalam satu novel tunggal. Penulis dapat, misalnya, menghadirkan narator yang hidup dalam satu waktu dan tempat. Narator itu kemudian dapat mulai menceritakan kisah tentang waktu dan tempat lain. Karakter dalam cerita itu pada gilirannya dapat menceritakan kisah lain di waktu dan tempat lain. Ini bisa membingungkan pembaca, tetapi jika dilakukan dengan benar, cerita dalam cerita yang tumpang tindih berkali-kali dapat menambah kedalaman alur cerita, novel, atau media lainnya.
Penulis dapat menggunakan teknik ini untuk beberapa alasan: untuk memberikan konteks, untuk mengembangkan sejarah yang rumit, atau bahkan untuk meragukan keandalan narator. Narator yang menceritakan dongeng dapat mendistorsi kebenaran peristiwa, dan pembaca kemudian harus menentukan apakah narator ini harus dipercaya sebagai sumber informasi yang dapat diandalkan di bagian lain dari kisah tersebut. Seorang penulis juga dapat menggunakan cerita dalam sebuah cerita untuk memberikan informasi ekspositori yang akan memberi pembaca pemahaman yang lebih baik tentang mengapa peristiwa terjadi dalam cerita, dan apa yang memotivasi karakter untuk bertindak dengan cara tertentu ketika menghadapi kesulitan tertentu.