Cedera kepala traumatis mengacu pada trauma atau cedera pada bagian mana pun dari tengkorak, kulit kepala, atau otak. Biasanya, cedera kepala traumatis dapat berkisar dari cedera otak ringan hingga bencana. Cedera kepala traumatis umumnya dapat terbuka atau tertutup. Cedera kepala terbuka juga disebut cedera tembus. Biasanya, cedera kepala terbuka terjadi ketika seseorang dipukul di kepala dengan sesuatu yang menghancurkan tengkorak dan menyebabkan masuk ke otak. Contohnya adalah melalui kaca depan atau mengalami luka tembak.
Umumnya, cedera kepala traumatis tertutup mengacu pada pukulan atau pukulan tajam ke kepala karena memukul suatu benda. Ini berbeda dengan cedera kepala terbuka karena tidak mematahkan atau menghancurkan tengkorak. Cedera kepala terbuka dan tertutup dapat menyebabkan gegar otak. Gegar otak mengacu pada gemetar otak, biasanya karena cedera. Cedera otak traumatis lain yang kurang serius disebut memar. Ini mengacu pada memar di otak.
Untungnya, dari jutaan cedera kepala yang terjadi setiap tahun, sebagian besar tidak mengancam jiwa. Tengkorak menawarkan perlindungan substansial ke otak, dan meskipun cedera kepala dapat menyebabkan rasa sakit yang parah, otak biasanya tetap terlindungi dan tidak rusak. Penyebab umum cedera kepala traumatis termasuk jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor dan cedera olahraga. Meskipun banyak cedera kepala tidak parah, beberapa kasus cedera kepala traumatis dapat menyebabkan kelumpuhan, kejang, atau koma.
Perawatan khas untuk cedera kepala traumatis dimulai dengan memantau pasien secara dekat. Pasien cedera kepala harus diawasi untuk rasa kantuk yang berlebihan, perilaku abnormal, dan peningkatan sakit kepala atau nyeri leher. Selain itu, pasien harus dipantau untuk muntah dan kehilangan kesadaran. Jika pasien menunjukkan gejala-gejala ini, ia memerlukan intervensi medis darurat. Jika muntah terjadi sebelum pertolongan darurat tiba, pasien harus miring untuk mencegah aspirasi bahan muntahan ke dalam paru-paru.
Kadang-kadang cedera kepala traumatis dapat menyebabkan patah tulang tengkorak. Jika pasien mengalami patah tulang tengkorak, tekanan langsung tidak boleh diberikan pada tempat tersebut. Selain itu, pemindahan material atau puing-puing dari area yang terluka tidak boleh dilakukan. Dengan memanipulasi luka, benda asing dapat menembus otak lebih jauh. Dalam kasus patah tulang tengkorak, bantuan medis harus dicari. Pada cedera kepala yang kurang serius tanpa gejala, pasien dapat memperoleh bantuan dengan pereda nyeri yang dijual bebas.