Apa itu Cape Cobra?

Seekor ular kobra (Naja nivea), juga dikenal sebagai kap-kobra, adalah ular ramping dan bergerak cepat yang biasa ditemukan di daerah kering di Afrika bagian selatan. Seekor kobra dewasa dapat tumbuh hingga 5.5 kaki (sekitar 2 meter), dan memiliki berbagai warna, termasuk kuning, tembaga, mahoni, ungu, dan hitam, dengan sisik halus dan mengkilap. Cape cobra adalah salah satu ular paling berbisa yang ditemukan di Afrika.

Makhluk itu ditemukan di berbagai provinsi di Afrika Selatan, termasuk Western Cape, Eastern Cape, Northern Cape, dan Free State. Selain di Afrika Selatan, kobra dapat ditemukan di negara-negara Lesotho, Namibia, dan Botswana. Kobra memiliki banyak habitat, termasuk hutan, lahan semak kering, bukit berbatu, dan gurun. Cape Cobra juga dapat ditemukan di dekat sungai dan area lahan terbuka yang dikeringkan dengan baik, serta di gundukan rayap yang tidak digunakan atau liang hewan pengerat. Tidak jarang ular ditemukan di tempat tinggal manusia, termasuk peternakan dan rumah, saat mereka mencoba melarikan diri dari terik matahari.

Makhluk diurnal, cape cobra aktif di siang hari, serta sore hari. Mengandung metabolisme yang tinggi, ular berburu saat lapar. Ular biasanya memakan tikus, tikus, katak, kodok, dan burung kecil. Makanan cape cobra juga dapat mencakup ular lain, termasuk cape cobra dan kadal lainnya. Kobra mampu memanjat pohon kecil dan memakan telur burung yang ditemukan di sarangnya. Pemangsa kobra termasuk meerkat, luwak, luak madu, burung sekretaris, dan elang ular.

Umumnya, cape cobra akan kawin pada bulan September dan Oktober, dan betina bertelur pada bulan Desember atau Januari. Seekor betina akan bertelur di mana saja antara delapan dan 20 telur di area bawah tanah, seperti gundukan rayap atau liang hewan pengerat. Kobra remaja sering dikenal karena memiliki pita cokelat di tudung mereka yang memudar seiring bertambahnya usia.

Saat marah, kobra akan meratakan lehernya dan berdiri serta mendesis keras. Cape cobra juga dikenal karena kecenderungannya yang gugup dan agresif, membuat spesies ini berbahaya. Racun kobra sama mematikannya dengan racun mamba hitam. Gigitan ular kobra mengancam nyawa. Racun kobra bekerja cepat dan tanpa pengobatan, seseorang dapat meninggal karena gagal napas dalam waktu dua jam setelah digigit. Perawatan untuk gigitan ular kobra membutuhkan dosis antibisa yang besar.