Apa itu Cacing Red Wiggler?

Juga dikenal sebagai cacing brandling, cacing harimau, atau cacing kotoran, cacing jentik merah (Eisenia fetida) adalah salah satu jenis cacing tanah yang paling populer digunakan untuk pengomposan sampah organik, juga disebut vermicomposting. Cacing ini memakan barang-barang yang biasa ditempatkan di tempat sampah kompos, seperti sisa sayuran dan buah, kantong teh, kulit telur yang dihancurkan, dan bubuk kopi. Setelah mencerna makanan mereka, mereka mengeluarkan “coran”, pupuk alami yang kaya akan kalium, nitrogen, dan fosfor. Coran ini kemudian dapat digunakan sebagai mulsa, suplemen tanah pot tanaman, atau kondisioner rumput. Cacing jentik merah juga terkadang digunakan sebagai umpan memancing.

Cacing jentik merah dapat ditemukan secara alami di tumpukan kotoran; namun, kebanyakan orang merasa lebih mudah memesannya secara online. Pemasok pesanan melalui pos dan toko perikanan sering membawanya. Jumlah yang dibutuhkan untuk membuat kompos secara efektif tergantung pada jumlah sisa makanan, tetapi sebagai aturan umum, 1 pon (0.45 kg) bahan limbah per hari membutuhkan 2 pon (0.9 kg) cacing. Dalam kondisi ideal, cacing jentik merah dapat memakan bahan organik beratnya setiap hari.

Limbah makanan seperti daging, produk susu, dan biji-bijian harus dijauhkan dari pengomposan cacing, karena ini cenderung membusuk dan menarik hewan pengerat dan lalat. Jika cacing jentik merah dirawat dengan benar selama pembuatan kascing, mereka seharusnya tidak menimbulkan bau yang tidak sedap. Salah satu cara untuk mencegah bau selama pengomposan cacing adalah dengan selalu “mengubur” sisa makanan baru daripada membuangnya di atas tumpukan kompos. Selain itu, kompos harus dijaga agar cacing dijauhkan dari coran yang dihasilkannya. Tempat sampah kascing tertentu di pasaran memfasilitasi pemisahan ini.

Dibandingkan dengan merek tertentu dari pupuk organik dan bahkan kotoran hewan, coran cacing telah terbukti menyebabkan kerusakan paling sedikit pada persediaan air. Berbeda dengan hewan yang menghasilkan kotoran yang digunakan sebagai pupuk tanaman pangan, cacing tidak mampu tertular dan menyebarkan penyakit. Faktanya, saluran pencernaan cacing menghilangkan patogen yang menyebabkan penyakit dari makanan yang mereka konsumsi.