Buaya super adalah binatang prasejarah, yang keberadaan sebelumnya di bumi pertama kali diketahui pada 1950-an ketika ahli paleontologi Alfred Felix de Lapparent menemukan gigi yang sangat besar dan apa yang tampak seperti pelat tulang atau pelindung fosil, pada pertengahan abad ke-20. Penemuan nyata di Sahara yang terik menyebabkan kesimpulan bahwa seekor buaya besar, sekitar sepuluh kali berat buaya terbesar saat ini, pernah berkeliaran di bumi (dan perairan). Buaya super itu diberi nama ilmiah Sarcosuchus imperator, yang diterjemahkan sebagai kaisar buaya daging.
Penanggalan karbon menunjukkan bahwa buaya super hidup sekitar 110 juta tahun yang lalu selama periode Kapur, yang dikenal sebagai periode dinosaurus terakhir. Ahli paleontologi dan herpetologi modern (spesialis reptil) sangat tertarik untuk menemukan kerangka yang lebih lengkap untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang buaya super. Butuh waktu lama untuk menemukan kerangka seperti itu, dan baru pada tahun 2001, Dr. Paul Sereno dan tim ahli paleontologi menemukan kerangka yang sebagian lengkap di Gurun Sahara di Niger.
Proporsi buaya super purba ini cukup mencengangkan untuk dipertimbangkan. Penelitian tentang kerangka menunjukkan buaya super mungkin memiliki berat sebanyak 17,500 pon atau sekitar 8 metrik ton (sekitar dua kali berat gajah), dan diukur sebanyak 40 kaki (12.19 m) panjangnya. Panjang tengkoraknya saja sudah sangat mengesankan; pada 6 kaki (1.83 m) itu cukup besar untuk dengan mudah memakan sebagian besar dari kita dalam sekali teguk! Panjang total kira-kira sama dengan panjang rata-rata bus.
Sejak penemuan Dr. Sereno, banyak yang berteori tentang kebiasaan buaya super. Penelitian menunjukkan bahwa sumber makanan utama kemungkinan besar adalah ikan besar, tetapi buaya super juga sepenuhnya mampu menangkap dinosaurus yang datang terlalu dekat dengan air. Berdasarkan penelitian buaya hari ini, ahli paleontologi percaya bahwa buaya super mungkin berperilaku dengan cara yang sama seperti buaya modern ketika menghadapi mangsa sebagian di darat. Mereka akan menyembunyikan sebagian besar tubuh mereka di dalam air, dan kemudian dengan cepat keluar dari air untuk menyambar dan menangkap dinosaurus yang tidak waspada di tepi air.
Dari apa yang telah dikumpulkan para ilmuwan, buaya super tidak berhemat menjadi buaya masa kini. Sebaliknya, spesies tersebut punah pada kira-kira akhir periode Kapur. Buaya yang lebih kecil tampaknya telah selamat dari kepunahan massal ini dan merupakan nenek moyang buaya masa kini.
Masih banyak dugaan yang terlibat dalam ilmu buaya super, karena tim Sereno hanya menemukan 50% kerangka. Selain itu, penggalian di Sahara sangat menantang secara fisik karena suhu yang ekstrem. Jika ada lebih banyak sisa kerangka buaya super, mereka mungkin sangat sulit ditemukan. Namun menemukan kerangka lengkap, terutama di daerah lain di dunia, dapat memberi kita lebih banyak informasi tentang kehidupan reptil purba dan menakutkan ini.