Bobsledding telah berkembang pesat sejak pemberani awal menegosiasikan kereta luncur kayu yang reyot dan dimodifikasi di jalur es di Eropa. Moda transportasi ini adalah kereta luncur, atau seperti yang disebut di luar AS dan Kanada, kereta luncur. Olahraga ini menjadi populer pada pertengahan 1800-an dengan jalur pipa setengah pertama dibangun di St. Moritz, Swiss, oleh Caspar Badrutt, pemilik Krup Hotel. Penggemar awal merancang desain mereka sendiri menggunakan kereta luncur kayu dan menambahkan mekanisme kemudi, tetapi Stephen Whitney dari Amerikalah yang dikreditkan dengan penemuan desain modern, yang menggabungkan dua kereta luncur menjadi satu.
Kendaraan itu mendapatkan namanya dari kru aksi bobbing yang dibuat untuk meningkatkan kecepatan kereta luncur di trek. Karena olahraga ini benar-benar menjadi lebih cepat, mencapai kecepatan hingga 90 mil per jam (144 km/jam), kereta luncur harus menjadi lebih kuat dan lebih ramping. Desain modern inilah yang memungkinkan mereka mencapai kecepatan yang lebih tinggi ini.
Perangkat modern biasanya dibuat dengan bingkai logam ringan dan dilapisi dengan fiberglass atau bahan komposit, sehingga sangat aerodinamis. Kereta luncur asli memiliki kru hingga enam orang, tetapi hari ini, mereka dibuat untuk kru dua orang atau empat orang. Kereta luncur duduk di atas pelari baja, yang biasanya merupakan kompetisi dengan panjang 26.3 inci (66.8 cm). Di dalam gerobak luncur terdapat mekanisme kemudi yang terdiri dari katrol kemudi, poros kemudi, dan pegangan kemudi. Di bagian luar, terdapat palang dorong yang dapat ditarik di depan dan belakang, serta palang dorong brakeman di ujungnya.
Kereta luncur yang digunakan dalam kompetisi tidak boleh melebihi panjang 12.46 kaki (3.8 m) untuk empat awak, dan 8.85 kaki (2.7 m) untuk dua awak. Pada tahun 1952, batas berat ditetapkan untuk kompetisi. Berat maksimum yang diperbolehkan untuk kru dan kereta luncur gabungan adalah 1,388 pon (630 kg) untuk kru empat orang. Dalam kereta luncur pria, batas berat untuk dua kru adalah 859 pon (390 kg), dan untuk wanita, dua kru tidak boleh melebihi 749 pon (340 kg).
Sementara kereta luncur harus ringan dan aerodinamis untuk menavigasi putaran yang berkelok-kelok, kereta luncur harus kuat untuk menahan kerasnya kecepatan tinggi dan hingga 5G. Itu juga harus bertahan dalam tabrakan berkecepatan tinggi yang tak terhindarkan — jejak es dan beton buatan buatan manusia bisa menjadi brutal.