Blokade Berlin adalah upaya Uni Soviet untuk memblokir akses Sekutu ke kota Berlin di Jerman pada tahun 1948 dan 1949. Pada akhirnya, blokade tersebut ternyata menjadi kegagalan politik total bagi Uni Soviet, dan Barat berhasil mengubahnya menjadi sebuah kemenangan besar. Peristiwa ini adalah salah satu konflik besar pertama dari Perang Dingin, dan pelajaran darinya diingat selama episode ketegangan di masa depan antara Uni Soviet dan dunia Barat.
Setelah Perang Dunia Kedua, Jerman terpecah di antara Sekutu, dengan Prancis, Amerika, Inggris, dan Rusia masing-masing mengendalikan bagian negara. Kota Berlin terletak di Jerman Timur, bagian yang dikendalikan oleh Uni Soviet, tetapi dianggap sangat penting secara politis sehingga dipecah menjadi distrik administratif mini, memastikan bahwa Sekutu memiliki kehadiran di sana.
Namun, dikelilingi oleh Jerman Timur membuat bagian Berlin yang diduduki Barat menjadi sangat rentan. Pada Juni 1948, upaya Sekutu untuk menghasilkan mata uang terpadu untuk Jerman Barat memicu kekhawatiran di Uni Soviet, dan para pejabat memutuskan untuk memblokir semua akses ke Berlin, dengan harapan memaksa Sekutu memberi mereka lebih banyak kendali atas kota itu. Pada dasarnya, Uni Soviet berencana membuat kota kelaparan untuk memaksa Barat agar menyerah.
Ketika Uni Soviet mengumumkan blokade, Barat terpaksa membuat keputusan tentang bagaimana menghadapinya. Menyerah pada tuntutan Rusia ditolak sebagai pilihan, dan beberapa pertimbangan diberikan untuk invasi. Pada akhirnya, para pejabat memutuskan bahwa ini akan terlalu berbahaya, dan mereka mengambil ide untuk menunggu blokade keluar.
Bagi warga Berlin, yang hanya memiliki persediaan sebulan, solusi ini jelas menjadi masalah. Obatnya ternyata adalah Berlin Airlift, sebuah rencana ambisius untuk memasok semua kebutuhan bahan bakar, makanan, dan tempat tinggal di Berlin Barat dengan pesawat. Pada puncak pengangkutan udara, pesawat-pesawat mendarat di Berlin setiap tiga menit, dan kadang-kadang pesawat bahkan tidak mendarat, alih-alih mengeluarkan tumpukan perbekalan dan meluncur keluar lagi.
Pada Mei 1949, Rusia menyadari bahwa Blokade Berlin tidak berjalan sesuai rencana, dan mereka mencabut pembatasan tersebut. Sekutu terus menggunakan wilayah udara mereka yang sudah mapan untuk mengangkut sebagian besar pasokan ke kota, karena mereka tidak ingin bergantung pada rel dan jalan yang dikendalikan Soviet. Pada tahun 1961, frustrasi dengan penggunaan Berlin Barat sebagai stasiun jalan bagi orang-orang yang meninggalkan Jerman Timur, Uni Soviet membangun Tembok Berlin, penghalang besar yang membelah kota hingga tahun 1989.