Apa itu Biru Kobalt?

Biru kobalt adalah pigmen biru yang terbuat dari salah satu dari sejumlah kombinasi kobalt, aluminium, dan oksigen. Pigmen kobalt menghasilkan warna biru yang sejuk, dan disukai oleh pelukis seperti Maxfield Parrish untuk melukis langit. Ini juga merupakan pigmen tradisional yang penting dalam porselen Cina.

Pigmen biru kobalt terdiri dari kobal(II) oksida-aluminium oksida atau kobalt(II) aluminat. Pigmen-pigmen ini sedikit berbeda dalam komposisi kimianya, tetapi keduanya merupakan produk dari kobalt oksida dan aluminium oksida, atau alumina yang digiling halus, yang digabungkan dengan proses yang dikenal sebagai “sintering.” Produsen pigmen menggiling kedua zat, mencampurnya bersama-sama, dan memanaskannya dengan panas untuk mengikatnya.

Biru kobalt adalah pigmen utama yang digunakan dalam porselen biru dan putih khas China, yang dikenal sebagai porselen qing-hua atau “bunga biru”. Contoh paling awal yang diketahui dari jenis pigmen ini berasal dari abad ketujuh di Cina, meskipun contoh pigmen biru berbasis kobalt diketahui dari Yunani kuno, Mesir, dan timur tengah. Produsen porselen mengimpor kobalt dari timur tengah untuk membuat pigmen. Untuk menghias porselen, para pembuat tembikar terlebih dahulu membuat bejananya sendiri, kemudian menerapkan hiasan dengan tangan sebelum diglasir. Pigmen tembikar biru-putih Cina terbuat dari smaltite, suatu bentuk kobalt oksida, sedangkan sebagian besar pigmen berbasis kobalt modern menggunakan kobalt aluminat.

Meskipun porselen Cina telah dibuat menggunakan pigmen biru kobalt selama berabad-abad, biru kobalt muncul di Eropa secara mandiri. Pembuat kaca Eropa abad pertengahan menambahkan sejumlah kecil smaltite ke kuarsa dan kalium karbonat untuk membuat bahan untuk kaca biru tua yang dikenal sebagai smalt. Meskipun menghasilkan warna biru tua di kaca, pigmen berbasis smalt tidak cocok untuk melukis karena kecenderungannya memudar seiring waktu.

Pada tahun 1802, ahli kimia Prancis Louis Jacques Thénard menemukan bentuk pigmen yang sedikit berbeda, yang menjadi populer di kalangan pelukis. Tambang di Norwegia dan Jerman menghasilkan sebagian besar kobalt Eropa, dan negara-negara ini dikenal dengan pigmen kobaltnya. Pigmen ini, berdasarkan kobalt aluminat, adalah pigmen yang paling sering disebut sebagai “biru kobalt.”

Penambang Eropa telah menyadari keberadaan kobalt untuk beberapa waktu. Nama “kobalt” berasal dari kata Jerman “kobold”, yang merupakan nama sejenis goblin nakal. Cobaltite dan smaltite adalah bijih kobalt umum yang sangat sulit untuk dikerjakan. Mereka mencemari bijih lain, sulit untuk dilebur dan dapat melepaskan debu yang sangat beracun. Karena sifat “nakal” dari bijih ini, mereka dinamai goblin bawah tanah yang sial.